Nasional

Tiga Kekuatan Manusia sebagai Insan untuk Meraih Kesuksesan Menurut KH Said Aqil

Selasa, 29 April 2025 | 12:00 WIB

Tiga Kekuatan Manusia sebagai Insan untuk Meraih Kesuksesan Menurut KH Said Aqil

Mustasyar PBNU KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan mauidhah hasanah pada Haflatul Wada Mutakhorrijin Madrasah Mu'allimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Ahad (27/4/2025).  (Foto: istimewa)

Jombang, NU Online

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan tiga kekuatan atau modal utama manusia yang bisa digunakan untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Hal tersebut meliputi (1) kekuatan kecerdasan yang ada di otak; (2) kekuatan emosi, kekuatan ide, himmah, atau keinginan; dan (3) kekuatan intuisi atau firasat. 


"Manusia bila dilihat dari fisik disebut basyar. Kalau dilihat dari non fisik disebut insan. Kekuatan manusia sebagai insan yaitu kemampuan otak, emosi atau himmah, dan institusi," jelasnya pada Haflatul Wada Mutakhorrijin Madrasah Mu'allimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Ahad (27/4/2025). 


Kiai Said menambahkan, cara bersyukur seseorang manusia dari segi fisik atau basyar diwujudkan dengan menjaga kesehatan agar tetap segar, bugar dan tidak terganggu secara fisik. Pun dengan menggunakan kesehatan fisik untuk beribadah dan bekerja.


"Umat IsIam harus punya keinginan sukses di dunia juga, bisa diniatkan untuk dakwah. Punya harta digunakan sedekah dan membantu orang miskin. Saya berharap besok muncul orang kaya dari sini," ungkap Kiai Said. 


Adapun cara menghargai nikmat manusia sebagai insan dilakukan dengan memberikan materi pelajaran yang mencerdaskan akal seperti ilmu mantiq, balaghah, dan ilmu kalam. Otak manusia dilatih untuk berlogika yang runtut seperti pola pikir Imam Syafi'i dalam qiyas. 


"Kelas atas di pondok jangan hanya menghafalkan, dipahami dan dipraktikkan. Ilmu mantiq merupakan perangkat dalam memahami Al-Quran dan syariat. Ajarkan santri berpikir yang cerdas," imbuh Kiai Said. 


Lalu umat IsIam perlu melatih himmah untuk selalu berada di jalur kebaikan seperti Rasulullah yang punya himmah mengangkat derajat sahabatnya, mencerdaskan para sahabat dan kejayaan IsIam. 


"Himmah secara bahasa berarti niat, kehendak, atau tekad yang kuat untuk mencapai tujuan. Umat IsIam harus mengelola emosinya untuk kebaikan," imbuhnya. 


DIjelaskan Kiai Said, kitab suci yang menghargai akal adalah Al-Quran, Allah dalam Al-Qur'an sering meminta manusia berpikir. Sehingga bagi seseorang yang mampu melatih akal atau otaknya agar berpikir runtut seperti yang diajarkan ilmu mantiq dan kalam lalu bisa mengelola himmahnya maka akan diangkat derajatnya. 


"Agama IsIam sangat terbuka, siapapun yang cerdas maka bisa jadi tokoh. Banyak tokoh selain Arab yang hebat, bukan karena nasab. Pakar nahwu dari luar Arab," jelas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan itu.