Nasional

Tiga Hari Pascagempa, Palu Seperti Kota Mati

Senin, 1 Oktober 2018 | 12:35 WIB

Tiga Hari Pascagempa, Palu Seperti Kota Mati

Kerusakan jalan akibat gempa Palu (foto: merdeka)

Jakarta, NU Online

Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, dan sekitarnya berdampak parah. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 48.025 orang terpaksa harus mengungsi di 103 titik.

“Jumlah pengungsi di Kota Palu diperkirakan 48.025 orang tersebar di 103 titik,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Senin (1/10).

Sutopo juga menyebut, Senin pagi tadi, masyarakat Palu berdesakan untuk mendapatkan bantuan di Markas Korem 132, Tadulako, Palu. Para pengungsi ini masih membutuhkan banyak tenda guna keperluan pengungsian. Pasalnya, sehari yang lalu (30/9), sempat terjadi hujan.

Masyarakat Palu di wilayah selatan masih banyak yang belum tersentuh, sedangkan masyarakat yang sempat naik ke bukit-bukit sudah mulai turun dan bergabung ke pos pengungsi.

Sementara itu, akses jalan Palu-Kuali, Kabupaten Sigi yang bisa dilewati dengan kendaraan roda dua terputus akibat longsor di Saunta Salua. Jalur darat ke Palu bisa melalui sisi kiri melewati Kota Mamuju ke Donggala turun ke bawah menuju Palu. Selain itu, jalur dari Gorontalo, Poso, dan Pantoloan juga sudah bisa dilalui.

Sutopo juga menyebutkan, AirNav Indonesia menyatakan bahwa Bandara Mutiara Sis Al Jufri di Palu, Sulawesi Tengah, telah dibuka untuk penerbangan komersial terbatas pada hari Ahad (30/9) pukul 08.57 WITA. Pelabuhan Pantoloan dan Pelabuhan Donggala juga sudah mulai beroperasi.

Selain itu, masyarakat juga kesulitan untuk mendapatkan air bersih mengingat beberapa titik pipa mengalami kebocoran dan tumpah. Hal ini banyak yang memanfaatkan sehingga ada yang menjualnya 100 ribu rupiah per galon. Selain air bersih, masyarakat juga membutuhkan makanan dan pakaian meliputi peralatan shalat.

Sementara listrik juga masih padam sehingga menyulitkan proses penanggulangan. Situasi ini menyebabkan Donggala dan Palu tampak seperti kota mati pada malam hari. Dalam hal ini, masyarakat membutuhkan genset dan alat penerangan.

Selain itu, obat-obatan seperti betadin, alkohol pembersih luka, P3K, obat batuk, dan parasetamol sangat dibutuhkan saat ini. Hal medis yang dibutuhkan lainnya adalah ambulans darurat, tandu, alat bantu disabilitas (kreuk dan kursi roda), kantong jenazah, kain kafan, dan tenaga medisnya.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan hari ini mencairkan dana sejumlah 560 miliar rupiah untuk penanganan bencana tersebut.

Sebagai partisipasi dan kepedulian NU kepada masyarakat terdampak gempa bumi Palu, NU Peduli menerjunkan relawan ke Palu. Tim NU melakukan perjalanan darat dari Makassar ke Kota Palu. Tim membawa genset, BBM, dan kebutuhan dasar bagi warga. Selain itu Tim NU Peduli juga melakukan asesmen. Hasil asesmen akan dilaporkan sebagai acuan untuk langkah NU Peduli berikutnya. 

NU Peduli juga membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan kepada warga Palu. Bantuan dapat disalurkan melalui rekening BCA atas nama Yay. LAZISNU di nomor rekening 0681.1926.88; dan Mandiri 123.000.483.89.77. Konfirmasi donasi melalui nomor 081398009800. (Syakir NF/Kendi Setiawan)


Terkait