Banda Aceh, NU Online
Virus modernisasi dan globalisasi merupakan salah satu tantangan besar pemuda Aceh dewasa ini. Sebagai salah satu kontrol sosial, Gerakan Pemuda Ansor Aceh menilai ancaman tersebut perlu diantisipasi dengan langkah-langkah yang kreatif dan konstruktif. Untuk itu, dibutuhkan pionir-pionir pemuda yang diharapkan bisa menjadi pendidik bagi pemuda itu sendiri.
<>
"Ini salah satu tujuan mengapa Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor dilakukan. Target kami, akan ada 20 ribu kader Ansor yang bakal menjadi pendidik dan pemimpin bagi kurang lebih dua juta pemuda dan pemudi Aceh lainnya untuk menghadang dampak negatif modernisasi dan globalisasi," ujar Ketua GP Ansor Aceh Samsul B Ibrahim kepada wartawan, Jumat (01/1/2013).
Sebagai salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama, harapan tersebut dinilai Samsul sangat rasional. Warga Nahdliyin memiliki jaringan organisasi hingga level desa. Jaringan itulah yang akan digunakan pihaknya untuk memacu partisipasi pemuda Aceh dalam organisasi yang dipimpinnya.
Upaya penjaringan 20 ribu kader Ansor tentu tidak bisa dilakukan sekaligus. Kaderisasi dan pelatihan tersebut akan dilakukan secara bertahap selama empat tahun ke depan. Secara berkala, upaya penjaringan kader Ansor akan dilakukan di empat titik sentral Aceh yakni di wilayah Ibukota, Pantai Timur, Tengah Aceh, Pantai Barat-Selatan, dan di wilayah kepulauan.
Selebihnya, Samsul yakin adanya estafet informasi yang benar tentang sesuatu hal antara satu pemuda dengan pemuda lainnya akan memperkuat lini-lini pembangunan Aceh secara universal.
"Kalau pemuda Aceh sehat, solid, dan intelektual, mau virus apa saja yang masuk, rasanya aman-aman saja. Antibodynya kan bagus," tandas Samsul tersenyum.
Sementara itu Ketua Pelaksana PKD, Zulfikar Djamaluddin menambahkan, kegiatan tersebut akan dilakukan di Pesantren Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Sibreh, Aceh Besar.
Di kompleks pesantren yang dipimpin oleh Ketua Nahdlatul Ulama Aceh Tengku H Faisal Ali, kader-kader Ansor Aceh akan mendapatkan pelatihan dasar mengenai kepemimpinan dan optimalisasi pemuda dalam membangun suatu daerah.
Masih menurut Zulfikar, kegiatan yang dilakukan sejak 1 Februari 2013 hingga 3 Januari 2013 nanti akan diikuti oleh 80 kader GP Ansor Aceh. Kader tersebut akan digembleng oleh instruktur khusus yang dikirim oleh Pengurus Pusat GP Ansor dari Jakarta.
Tidak hanya itu, dirinya memastikan Pimpinan Pesantren Ummul Aiman, Samalanga, Tengku H Nuruzzahri Yahya, atau lebih dikenal dengan sebutan Waled Nu juga akan memberikan materinya saat pembukaan esok.
"Selama kurang lebih dua malam dan tiga hari itu, mereka akan mendapatkan pelatihan dasar mengenai kepemimpinan, Islam, dan pemahaman-pemahaman dasar mengenai upaya keikutsertaan pemuda dalam membangun daerah dan bangsa," tandas alumni Teknik Unsyiah ini.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pelatihan dan pendidikan dasar (Diklatsar) bagi Tim Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Tim Banser ini dididik sebagai penggerak, dan pengaman program-program sosial kemasyarakatan yang akan dilakukan oleh masyarakat Aceh nantinya.
Redaktur: Mukafi Niam