Nasional

Soal Puisi Sukma, Ahmad Tohari: Betapapun Kita Masih Mengakui Pancasila

Rabu, 4 April 2018 | 22:30 WIB

Jakarta, NU Online
Kebebasan berekspresi di Indonesia dibatasi oleh Pancasila, sehingga kebebasan ekpresi termasuk ekspresi seni jangan sampai melanggar nilai-nilai Pancasila.

Hal itu disampaikan budayawan Ahmad Tohari menanggapi tindakan Sukmawati Soekranoputri atas karya puisi berjudul Ibu Indonesia yang menuai kontroversi dan berujung permintaan maaf Sukmawati kepada umat Islam.

“Betapapun kita masih mengakui Pancasila. Aspek Ketuhanan Yang Maha Esa ini jangan diabaikan,” kata Tohari melalui sambungan telepon kepada NU Online, Rabu (4/4) petang.

Hal itu berbeda dengan di negara lain, seperti di Jerman. Tohari memisalkan satu kasus di Jerman pada tahun 1995, di mana seorang seniman lukis membuat iklan rokok dengan melukis biarawati yang berpenampilan tidak sopan. Atas iklan tersebut, sebagian umat Kristiani yang keberatan lalu mengajukan ke pengadilan.

“Anehnya setelah persidangan, pelukis itu yang memenangkan. Karena berdasarkan kebebasan berekpresi di Jerman ditambah menurut hakim dari segi hukum eksistensi Yesus tidak ada, seniman itu malah yang menang. Persoalannya, apakah sama antara di Jerman dengan Indonesia?” ungkapnya.

Menurut Tohari hal itu bisa terjadi karena kebabasan ekpresi di Jerman didukung falsafah humanisme dan sekulerisme. Sementara Indonesia mengakui falsafah Pasancaila.

“Dalam berkarya kebebasan ekspresi kita jangan sampai melanggar Pancasila,” ulang Tohari.

Karenanya ia mengingatkan sebagai sesama seniman dalam berkarya mestinya mempertimbangkan apakah suatu karya akan melukai pihak lain atau tidak.

(Baca: Budayawan Ahmad Tohari Anggap Permintaan Maaf Sukmawati Tindakan Paling Tepat)
“Kalau diperhitungan melukai pihak lain lebih baik tidak dikeluarkan,” papar peraih Bakri Award 2015 untuk bidang kebudayaan.

Terkait permintaan maaf Sukmawati, Tohari menyambut baik dan memberikan rasa hormat karena keberanian Sukmawati meminta maaf. Hal itu dinilai Tohari sebagai langkah paling tepat yang memang semestinya dilakukan Sukma. Adapun pihak-pihak yang mengadukan Sukma, Tohari mengharap agar mencabut aduan tersebut.

“Kita ini capek membuang energi dan ribut terus untuk hal yang tidak artinya,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sukmawati mengungkapkan permintaan maaf Rabu (4/4) siang. Pada kesempatan tersebut, Sukma bahkan terlihat menangis.

(Baca: Sukmawati Minta Maaf Soal Puisi Ibu Indonesia)
“Dari lubuk hati yang paling dalam, saya memohon maaf lahir batin maaf kepada umat Islam Indonesia khususnya bagi yang merasa tersinggung dan berkeberatan dengan puisi Ibu Indonesia,” kata Sukma. (Kendi Setiawan)


Terkait