Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin menanggapi pimpinan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menganggap bahwa putusan pemerintah terkait pembubaran HTI sebagai bentuk perlawanan terhadap Islam.
“Pemerintah sama sekali tidak melawan dakwah Islam. Pemerintah Republik Indonesia tidak melawan agama Islam sama sekali. Yang dilawan adalah gerakan politik Hizbut Tahrir,” kata Kiai Ishom saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk “Khilafah dalam Pandangan Islam” di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (12/5).
HTI, kata Kiai Ishomuddin, merupakan gerakan politik yang menggunakan simbol bendera putih dan hitam yang bertuliskan tauhid dengan menempuh jalan dakwah di negara Republik Indonesia.
Ia menambahkan, HTI seringkali mengatasnamakan umat Islam untuk mencapai tujuan-tujuan politiknya, yaitu menegakkan khilafah yang sifatnya internasional.
“Mereka ingin membuat sistem negara khilafah yang dipimpin khalifah mulai dari Sabang sampai Maroko, bukan Sabang sampai Merauke, tapi dari Sabang sampai Maroko,” terang Kiai Ishomuddin.
“Mereka menentang nation-state, negara bangsa,” tambahnya.
Diskusi ini dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Kang Said menguraikan singkat sejarah Hizbut Tahrir dari mulai Palestina sampai masuk ke Indonesia. (Husni Sahal/Alhafiz K)