Jakarta, NU Online
Berita hoaks, ujaran kebencian dan informasi yang bersifat provokatif yang tersebar di media sosial semakin tidak terbendung. Korban dari berita tersebut tidak hanya masyarakat berpendidikan rendah, tapi juga orang-orang yang menempuh jenjang pendidikan tinggi.
Pada Senin (26/2) kemarin, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri bersama Badan Intelijen Keamanan berhasil mengungkap grup Whatsapp The Family Muslim Cyber Army (MCA) yang telah menyebarkan konten provokasi di media sosial, seperti bangkitnya PKI, penculikan ulama dan mencemarkan nama baik presiden.
Sampai berita ini ditulis, Bareskrim Polri berhasil menangkap 14 orang yang dianggap menjadi bagian dari anggota MCA.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PP Pagar Nusa M Nabil Haroen saat ditemui NU Online di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (28/2) mengapresiasi Kabareskrim Polri yang telah mengungkap grup MCA.
Namun, pria yang karib disapa Gus Nabil ini minta Bareskrim Polri untuk terus mengembangkan penyelidikan. Ia menyakini ada pihak-pihak lain yang menjadi aktor intelektual.
"Apakah berhenti di situ atau diungkap sampai mana dalangnya, siapa? Aktor intelektualanya tidak menggunakan agama karena sekarang antar muslim manapun itu hari ini hanya dijadikan alat saja," jelasnya.
Menurutnya, umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia hanya menjadi alat yang dipakai oleh aktor intelektual.
"Nah, sekarang tinggal bagaimana ditindalanjuti temuan ini. Harus diungkap secara terang benderang agar polisi mendapatkan kepercayaan masyarakat," tegas Gus Nabil. (Husni Sahal/Zunus)