Kudus, NU Online
Seniman asal Solo Sosiawan Leak menyatakan, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah tokoh politik ulung di negara ini. Meski demikian, ia tak mencintai kekuasaan. Buktinya pada waktu dilengserkan dari kursi presiden, Gus Dur tidak mempertahankannya.
<>
“Sikap Gus Dur ini sangat bertentangan dengan teori politik, dimana tujuan politik itu merebut dan mempertahankan kekuasaan, tetapi hal itu tidak dilakukannya,” ujarnya pada acara Peluncuran Buku Antologi Puisi Buat Gus Dur; Dari Dam Sengon ke Jembatan Penengel di RM Bambu Wulung, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (28/9).
Seniman serbabisa yang sering disapa Leak ini mengatakan, Gus Dur merelakan dilengserkan dari kursi presiden karena tidak ingin terjadi pertumpahan darah. Padahal waktu itu, Barisan Ansor Serba Guna (Banser) siap membela sampai titik darah penghabisan, namun cucu KH Hasyim Asy’ari ini melarang.
“Seandainya Gus Dur mau mempertahankan kekuasaan, pasti akan ada pertumpahan darah. Tetapi beliau tidak mau ada setetes darah Banser keluar sehingga ia pilih lengser,” tuturnya memaknai sebuah cerita dari H Aris Junaidi, salah seorang asisten pribadi presiden keempat RI ini.
Selain politik ulung, imbuh Leak, Ketua Umum PBNU 1984-1999 tersebut adalah tokoh yang menghargai kebhinekaan yang luar biasa. Selain pemersatu bagi semua agama, golongan, dan ras, ia juga tokoh demokrasi yang tegas melawan korupsi.
“Saat itu, ada seseorang gratifikasi yang dikirim seseorang melalui asistennya, Gus Dur menolak keras dan menelpon jaksa agung (waktu itu Marzuki Darusman) untuk menangkap orang tersebut. Ia juga melarang orang dekatnya untuk menerima hal-hal yang berbau seperti korupsi,” tuturnya menirukan cerita Aris Junaidi lagi.
Peluncuran buku yang diterbitkan Dewan Kesenian Kudus bekerjasama penerbit Forum Sastra Surakarta tersebut dihadiri putri bungsu Gus Dur, Inayah Abdurrahman Wahid dan puluhan penyair dari berbagai daerah. Disamping pembacaan puisi, acara dimeriahkan pula sajian musik dan testimoni maupun kesaksian tentang Gus Dur dari para penyair. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)