Nasional

Seminar Refleksi 33 Tahun Khittah NU, Ini Hasilnya

Jumat, 13 Januari 2017 | 04:01 WIB

Situbondo, NU Online
Sejak Rabu hingga Kamis (11-12/1), ikatan alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo, Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur dan TV9 NUsantara menyelenggarakan seminar nasional. Kegiatan yang mengambil tema Refleksi 33 Tahun Khittah NU tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi.

Khittah NU adalah jati diri harakah atau gerakan keagamaan dan kemasyarakatan NU yang bersifat tetap atau tsabit dan harga mati. "Karenanya harus dilaksanakan oleh seluruh warga dan pengurus NU di semua level," kata Ketua Panitia Seminar, MN Harisuddin, Kamis (12/1) petang.

Berikut hasil dan rekomendasi Seminar Refleksi 33 Tahun Khittah NU:

1. Menyerukan seluruh pengurus dan warga NU serta kalangan pesantren untuk meneguhkan kembali Khittah NU sebagai landasan berpikir, bersikap dan bertindak warga NU di era liberalisasi informasi saat ini.

2. Untuk keperluan peneguhan itu, diperlukan penanaman yang masif dan sosialisasi menyeluruh tentang prinsip dan nilai Khittah NU dalam forum pengkaderan dan pembekalan kepengurusan serta forum kultural kewargaan NU yang ada.

3. Perlu dilakukan penulisan kembali tentang sejarah panjang dirumuskannya konsep Khittah NU sebagai keputusan organisasi serta implementasi dan penjabarannya sebagai upaya pelaksanaan Khittah NU sebagaimana dimandatkan dalam Muktamar NU di Situbondo.

4. Untuk keperluan pendidikan dan pelestarian nilai Khittah NU, perlu didirikan Khittah Center dan monumen khittah yang ditempatkan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyyah Sukorejo, Situbondo. 

Hadir beberapa tokoh dalam seminar ini, diantaranya Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketua PWNU Jatim, KH M Hasan Mutawakkil Alallah, KH Nawawi Abdul Jalil (Sidogiri), Wasekjen PBNU KH Abdul Mun’im DZ, KH Afifuddin Muhajir, Menag Lukman Hakim Saifuddin, serta KH Raden Ahmad Azaim Ibrohimy selaku pengasuh pesantren setempat, dan tokoh-tokoh lainnya. (Ibnu Nawawi/Fathoni)


Terkait