Nasional

Sekjen PBNU Tegaskan Pentingnya Manfaatkan Media Sosial sebagai Alat Dakwah

Ahad, 7 Juli 2019 | 12:15 WIB

Sekjen PBNU Tegaskan Pentingnya Manfaatkan Media Sosial sebagai Alat Dakwah

Sekjen PBNU, H Helmy Faishal Zaini

Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Helmy Faishal Zaini menegaskan pentingnya gadget sebagai alat bagi nahdliyin untuk berdakwah. Sebabnya, di era milenial ini, aktivitas masyarakat tidak bisa lepas dari kecanggihan teknologi, baik untuk kepentingan pendidikan, ekonomi, maupun dakwah.

“Maka saya sering mengatakan bahwa ormas yang tidak menjadikan sosial media sebagai alat atau media dalam berdakwahnya, maka siap-siap menjadi fosil sejarah, dan tentu kita tidak ingin menjadi fosil sejarah karena kita punya sejarah dan peradaban yang unggul,” kata Helmy saat memberikan sambutan pada acara pada acara halal bi halal Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GNMU) di Gedung PP GP Ansor, Jakarta Pusat, Ahad (7/7).

Apalagi, sambung Helmy, NU merupakan organisasi yang perannya tidak hanya diakui oleh bangsanya sendiri, tetapi juga oleh bangsa-bangsa di dunia. Secara kuantitas pun, NU merupakan ormas terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa jumlah mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Islam, sementara dari jumlah umat Islam tersebut mayoritas amaliyahnya berafiliasi dengan NU. 

Hal itu setidaknya terlihat dari data yang pernah dirilis Alvara Research Center pada Januari 2017, yakni umat Islam Indonesia mayoritas melakukan tahlilan (83.4%), merayakan maulid Nabi (90%), melakukan qunut saat sibuh (71.7%), ziarah kemakam ulama (48.8%), dan melakukan shalat tarawih 11 rakaat (54.1%), serta penentuan awal hari besar mengikuti rukyatul hilal (62.8%).

Helmy mengatakan, walaupun masyarakat banyak yang berafiliasi dengan amaliyah NU, tapi masih banyak yang belum memahami fikrah (cara berpikir) dan harakah (gerakan) NU.  Melihat kenyataan tersebut, sudah selayaknya menjadi tantangan pengurus NU dalam rangka menjamiyahkan nahdliyin.

Sekarang lanjut Helmy, bagaimana melalui sistem kaderisasi yang di PBNU dibuat gerakan berbagai macam sistem kaderisasi, baik itu pelatihan muharrik di masjid-masjid, kemudian pelatihan-pelatihan di lembaga dakwah NU, di Lakpesdam NU juga mengembangkan program PPWK. 

"Seluruhnya ini adalah bagian dari upaya kita untuk melakukan proses yang disebut dengan penjamiyahan nahdliyin di seluruh masyarakat nusantara,” ucapnya. (Husni Sahal/Muiz)


Terkait