Nasional

Sastrawan Lesbumi Sides Sudyarto DS Wafat

Rabu, 10 Oktober 2012 | 05:15 WIB

Jakarta, NU Online
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Sastrawan yang juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Sides Sudyarto DS di kediamannya, Kembangan, Jakarta, pada Selasa (9/10) kemarin.<>
 
Demikian diungkapkan Sekjen pengurus Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU, M. Dinaldo, di kantor redaksi NU Online, tadi malam.
 
“Nahdliyin, khususnya Lesbumi, kehilangan salah seorang putera terbaiknya. Lesbumi turut berduka sedalam-dalamnya,” ujar Dinaldo.
 
Di tempat terpisah, sastrawan Acep Zamzam Noor juga mengucapkan bela sungkawa. Menurutnya, Sides adalah orang yang setia berkarya hingga tua.
 
“Memang, saya tidak terlalu dekat dengan dia, tapi setahu saya, hingga tuanya, ia tetap aktif berkarya,” ucapnya dari Yogyakarta melalui telepon.
 
Menurut Acep, Sides muncul tahun 70-an. Waktu itu, ia bersama penyair seangkatannya muncul penuh eksperimentatif sebagaiamana Sutardji Caljoum Bahri dalam puisi atau Iwan Simatupang dalam prosa.
 
“Terutama dalam baca puisi, dia sering tampil dengan gaya yang atraktif,” tambah Acep.
 
Sides lahir tanggal 14 Juli 1942 di Desa Banjaranyar, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pernah Sekolah Guru dan jadi guru Sekolah Dasar di Pekiringan, Tegal. Sambil mengajar sekolah lagi di SMA PGRI Tegal, jurusan Sastra Budaya.
 
Ia hijrah ke Jakarta, bekerja sebagai penarik becak selama dua tahun, berpangkalan di Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat. Sambil menarik becak, kuliah di Universitas Indonesia, jurusan Sastra Belanda. Juga kuliah di Akademi Bahasa Asing (ABA).
 
Di antara buku-bukunya Pahlawan dalam Puisi (1979), Sajak-sajak Tiang Gantungan (2002), Salat Lebaran di Kamp Konsentrasi (2006), Rambut Emas Kakek Bijaksana (1975), Manusia dan Bahasa (2009), Kritik atas Puisi Indonesia (2012), dll.
 
Sides adalah salah seorang “saksi” dalam peristiwa “Pengadilan Puisi Indonesia Mutakhir” tahun 1974 di Bandung. Di akhir hidupnya, ia tetap aktif menulis dan mengajarkan penulisan kepada anak muda.
 
Ia juga aktif di Lesbumi, sebuah organisasi kebudayaan dan seniman Nahdlatul Ulama, sebagai salah seorang wakil ketua.


Redaktur: A. khoirul Anam
Penulis    : Abdullah Alawi


Terkait