Jakarta, NU Online
Masih lekat dalam bayang dan ingatan, bagaimana gempa Lombok menyisakan air mata bagi warga yang kehilangan rumah dan keluarga. Musibah gempa bumi berkekuatan 7,4 SR, Jumat (28/9) memporak-porandakan tanah Donggala dan Kota Palu di Provinsi Sulawesi Tengah.
Atas peristiwa tersebut, para santri di Emeyodere, Papua Barat berinisiatif mengirimkan doa untuk warga terdampak gempa di Donggala dan Palu. Doa bersama dilakukan di Masjid At-Tarbiyah Kelurahan Kladufu, Kota Sorong usai shalat Isya, Sabtu (29/9) malam.
“Begitu membaca artikel (berita tentang gempa Palu) di
NU Online, kami segera menginisiasi diri, membentuk lingkaran, membuka Al-Qur'anul Karim,” kata Siti Nur Syamsiyah, Ahad (30/9) pagi.
Dengan khusyuk, lanjut Siti, mereka memanjatkan doa bersama untuk keselamatan dan ketenangan jiwa raga saudara-saudara di Sulteng dan Sulbar.
Gadis yang berada di Papua Barat dalam tugas mengajar karena mengikuti program Bina Kawasan 3T ini, mengatakan, para santri juga mengirimkan hadiah Al-Fatihah khusus untuk para korban yang meninggal dunia, serta doa bersama untuk kestabilan alam di Sulteng dan Sulbar pascagempa.
Siti menyebut ada 24 orang yang mengikuti doa bersama malam itu.
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, langkah terbaik untuk menanggapi bencana alam adalah dengan bermuhasabah dan berinstropeksi diri. "Mari kita mengambil hikmah dari peristiwa ini," jelas Kiai Said, Jumat (28/9).
Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin mengajak semua pihak khususnya kaum Muslimin mendoakan yang terbaik atas musibah tersebut.
“Syaikhul Islam Zakariya Al-Ansori mengiyaskan doa saat gempa dengan doa yang terjadi di masa Nabi berupa angin kencang sebagaimana dijelaskan dalam kitab Asna Al-Mathalib 1 halaman 288," kata KH Ma’ruf Khozin, Jumat (28/9).
Dalam kitab tersebut, lanjut Kia Ma’ruf Khozin, dianjurkan bagi setiap orang, khususnya kaum Muslimin untuk
bersungguh-sungguh dalam berdoa ketika ada gempa bumi dan sejenisnya, seperti petir dan angin kencang.
"Sebab jika Nabi Muhammad SAW melihat angin kencang maka berdoa, Ya Allah, aku minta kepada-Mu kebaikan dari angin dan yang ada di dalamnya dan kebaikan yang Engkau kirim. Dan aku minta perlindungan kepada Mu dari keburukan angin dan yang ada di dalamnya dan keburukan yang Engkau kirim,” ungkapnya.
Ketua LPBI NU, M Ali Yusuf mengatakan melalui NU Peduli, PBNU tengah mengirim relawan ke Palu. Pemberangkatan dilakukan Sabtu (29/9). Tim terdiri dari enam orang akan bertugas melakukan asesmen dan pelayanan kesehatan.
"Siang ini Ahad (30/9), Tim melalui jalur Makassar via darat ke Palu, memakan waktu sekitar 12 jam," ujarnya.(Kendi Setiawan)