Nasional

Romo Benny: NU Dibutuhkan Bangsa Ini

Selasa, 10 April 2018 | 09:35 WIB

Jakarta, NU Online
Romo Antonius Benny Susetyo mengatakan NU selalu hadir di mana-mana, tetapi tidak ke mana-mana. Demikian Romo Benny saat menjadi narasumber pada peluncuran buku NU Penjaga NKRI di Aula PBNU lantai 8, Jakarta, Selasa (10/4).

Orang NU, menurutnya, bisa menyatu dengan segala lapisan. Dari situlah, muncul relasi yang baik. Ada suatu kepercayaan yang wujudnya adalah masyarakat NU tidak membeda-bedakan.

Di Sampit, Madura, misalnya, tidak pernah muncul stigma negatif atas bantuan Katolik. Warga di sana tidak menuduh adanya kristenisasi di balik itu.

Dari situ, ia berpandangan bahwa orang NU dalam beriman, sudah melompat dari politik identitas karena dihayati dalam nilai kemanusiaan.

"Dari kemanusiaan itulah orang tidak lagi membedakan suku, identitas," katanya.

Berdasar nilai kemanusiaannya, NU tampil pada era reformasi. Ia mengungkapkan Gus Dur sebagai representasi NU selalu pasang badan dalam forum demokrasi.

"Gus Dur menjadi pelekat dari sebuah demokratisasi," ujarnya.

Gus Dur memberi pembelaan terhadap Romo Mangunwijaya ketika hendak ada yang menuduhnya PKI.

Oase
NU selain berperan sebagai penjaga negara, ia juga menjadi pusat peradaban mengingat perannya mempertemukan Islam dan budaya sehingga melahirkan ajaran agama yang penuh kasih. Sikap demikian, menurutnya, nampak dalam hubungan relasinya.

"NU sebenarnya menjadi pusat. Tidak hanya pusat penjaga NKRI, tetapi juga pusat peradaban," ungkapnya.

Di tengah kegersangan yang melanda negara ini, NU berdiri menjadi oase. NU menjadi penyejuk dengan merangkul semua elemen dan kalangan. Hal inilah yang menurut pria kelahiran Malang 50 tahun silam itu menjadi sebab NU sebagai pusat peradaban.

"Bangsa ini berhutang terhadap NU," kata alumnus Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang itu.

Setidaknya, Romo Benny menguraikan tiga kesetiaan NU. Pertama, NU konsisten berpandangan bahwa NKRI adalah negara kebangsaan, bukan negara berdasar agama tertentu.

Kedua, NU setia mengembalikan Pancasila kepada rel yang benar. Dari sinilah, NU selalu ada pada setiap krisis yang melanda bangsa ini.

Oleh karena itu, menurutnya, NU dibutuhkan bangsa ini guna menjadi alat pemersatu bangsa. (Syakir NF/Kendi Setiawan)


Terkait