Nasional

RMI PBNU dan Kemenag Gelar Halaqah Internasional Bahas Transformasi Sosio-Ekologis Berbasis Turats

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 09:00 WIB

RMI PBNU dan Kemenag Gelar Halaqah Internasional Bahas Transformasi Sosio-Ekologis Berbasis Turats

Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev. (Foto: dok. RMINU)

Jakarta, NU Online 

Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) bekerja sama dengan Kementerian Agama akan menggelar Halaqah internasional bertema Transformasi Sosio-Ekologis dan Solusi Epistemologis Berbasis Turats di Pondok Pesantren As’adiyah Macanang, Wajo Sulawesi Selatan pada 2-5 Oktober 2025 yang akan datang.


Acara yang juga dirangkaikan dengan Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQK I) ini diproyeksikan menjadi forum pertemuan bagi ulama, akademisi, peneliti, dan santri untuk menggali khazanah Islam klasik atau turats sebagai jawaban atas persoalan sosial-ekologis kontemporer. 


Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev, mengatakan isu lingkungan membutuhkan pendekatan baru dengan berpijak pada tradisi keilmuan Islam. Menurutnya, turats bukan sekadar warisan teks, tetapi juga metodologi pemikiran yang relevan untuk menjawab persoalan global. 


“Melalui halaqah ini, kita ingin menegaskan kembali peran pesantren dan ulama dalam menawarkan solusi dengan berpijak pada tradisi keilmuan Islam,” ujarnya dalam keterangan yang diterima NU Online, Sabtu (23/8/2025).


Terdapat empat subtema yang akan dibahas dalam halaqah tersebut, yakni (1) Transformasi Kurikulum berbasis Turats: Paradigma Cinta; (2) Eko-Spiritual: Rekontekstualisasi Ayat-ayat Kauniyah; (3) Eko-Fiqh: Rekontekstualisasi Dlaruriyatul Khams; dan (4) Fiqhul Bi’ah: Keteladanan dan Best Practice Pendidikan Pesantren. Panitia juga membuka call for papers bagi akademisi, peneliti, dan mahasiswa dengan panjang tulisan 5.000-7.000 kata dalam bahasa Indonesia, Arab, atau Inggris. 


“Sebanyak 20 karya terbaik akan dipresentasikan secara luring maupun daring dan karya terbaik akan diterbitkan dalam prosiding resmi,” terang Mahrus selaku panitia dari pihak Kemenag. 


Ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (AMALI) KH Nur Hannan menilai halaqah internasional ini adalah momentum untuk meneguhkan pesantren sebagai pusat produksi ilmu dan etika sosial-ekologis.

 

“Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi motor peradaban yang bisa menawarkan solusi bagi masalah lingkungan dan kemanusiaan global,” katanya.


Panitia menetapkan pengumpulan paper dibuka pada 20 Agustus sampai dengan 10 September dengan pengumuman hasil pada 15 September 2025. Halaqah dijadwalkan secara resmi pada 2 Oktober di Pesantren As’adiyah, Macanang, Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan. 


Informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran dapat diakses melalui email rmi@nu.or.id atau amaliindonesia2025@gmail.com serta kontak panitia di nomor +62 822-4453-0792 (Muhim Nailululya) +6282242010750 (Nurul Mubin) atau +62 852-8045-1421 (admin panitia).