Nasional

Ribuan Jamaah Ngaji Tafsir bersama KH Sya’roni Ahmadi

Jumat, 12 Juli 2013 | 12:06 WIB

Kudus, NU Online
Memasuki puasa ketiga, pengajian tafsir yang diasuh Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi sudah dimulai Jum’at  pagi tadi (12/7) di Masjidil Aqsha Menara Kudus.<>

Ribuan jamaah yang hadir dari berbagai daerah Kudus dan sekitarnya ini, memadati halaman dan aula masjid peninggalan Sunan Kudus  guna menyimak keterangan tafsir Jalalain yang disampaikan ulama kharismatik ini.

Seperti biasanya, pengajian diawali seorang qori membacakan ayat yang akan dikaji kemudian KH Sya’roni mengurai secara panjang lebar. Bahkan kadang keterangannya menyinggung  dinamika kehidupan yang berkembang di masyarakat.

Pada pengajian perdana di bulan Ramadhan ini, KH Sya’roni menjelaskan lanjutan Surat Arrahman yang sudah disampaikan pada pengajian rutin Jum’at pagi sebelumnya. Dalam ayat 9-16, KH Sya’roni menerangkan pentingnya bersikap adil dalam semua sektor kehidupan.

Ulama kharismatik yang biasa disapa KH Sya’roni ini mengatakan  ayat  ini menekankan bersikap adil tidak hanya pada masalah timbangan saat berdagang saja. Melainkan dalam mengadili persoalan hukum harus dilaksanakan secara adil.

“Pada saat berdagang (berjualan-red) itu ada timbangannya, makanya kalau nimbang yang adil, Begitu pula para hakim (qodhi) yang biasanya mengadili perkara hukum, jangan suka mengurangi (rasa) keadilan,” terang Mbah Sya’roni.

Meskipun sudah diperintah adil oleh ayat ini, kata Mbah Sya’roni,namanya manusia kadang sangat sulit melaksanakan. Apalagi bila sudah ada pemberian uang, keadilan seakan terabaikan.

“Misalnya, ada orang besar terjerat persoalan,hukumannya ringan.Sedangkan orang mencuri pisang mendapat hukuman yang berat.Sekali lagi jangan melenceng,” tandasnya seraya menyindir.

Ia menuturkan sekarang ini mencari hakim yang bisa sangat adil itu tidak gampang. Sebab, pada zaman bani Israil masalah tersebut sudah terjadi. Bahkan perbandingannya yang adil 1 dan 2 tidak adil.

“Jadi kita tidak boleh gumunan bila mencari hakimadil pada zaman sekarang lebih sulit karena zaman bani Israil juga sudah sulit sekali,” imbuhnya seraya menyitir sebuah hadits.

Dalam penjelasan lainnya, Mbah Sya’roni memberikan pemahaman bahwa sunnah Rasul meliputi 3 unsur yakni aqwal (ucapan), af’al (perbuatan) dan taqrir (ketetapan/pengakuan).

“Jangan hanya perkataan dan perbuatan Nabi saja melainkan pengakuan beliau juga bagian dari Sunnahnya,” jelasnya.

Pengajian Tafsir yang diadakan di Masjidil Aqsha Menara Kudus ini akan berlangsung mulai 3-27 romadlan. Kegiatan lain yang diadakan pengurus masjid Menara adalah darusan umum yang berisi pengajian Al-Qur’an dan kajian dialogis seputar agama bertempat di gedung YM3K Jl Sunan Kudus mulai pukul 20.00 WIB setiap malam selama Ramadhan.


Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Qomarul Adib


Terkait