PWNU Jateng: Sertifikasi Ulama Bentuk Kebingungan Pemerintah
Kamis, 13 September 2012 | 05:50 WIB
Kudus, NU Online
Pengurus Wilayah nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa tengah menilai sertifikasi ulama dan dai sebagai bentuk sikap kebingungan pemerintah dalam penanganan aksi radikal maupun teroris Oleh karenanya, Nahdlatul Ulama secara tegas menolak sertifikasi ulama atau dai yang diwacanakan Badan nasional penanggulangan terorisme (BNPT) tersebut. <>
"Bila yang menjadi kerisauan pemerintah adalah dai yang menimbulkan keresahan dan mendorong terjadinya radikal atau teror, tangkap saja! Apalagi jumlahnya tidak banyak dan orangnya itu-itu saja," kata Ketua PWNU Jateng KH Moh Adnan, dalam acara Halal bi halal Badan Pelaksana Pendidikan Hasyim Asy'ari Kudus, Selasa (11/9).
Ia mengatakan ide BNPT ini membingungkan berbagai kalangan karena di masyarakat banyak sebutan dan kategori tokoh ulama maupun juru dakwah seperti dai panggung, khotib, dai radio atau tv, dan lainnya
"Jika semua juru dakwah diseragamkan harus bersertifikasi, korbannya akan bertambah banyak dari pada target untuk mengawasi atau membatasi gerakan dakwah orang-orang yang memprovokasi," tandas KH Moh Adnan.
Di depan ratusan guru madrasah tersebut, KH Adnan menegaskan peranan dan posisi Nahdlatul Ulama terhadap nasib Bangsa. Dikatakan, NU dari masa ke masa selalu tampil di depan dalam menjawab persoalan bangsa.
"Termasuk saat muncul radikalisme dan terorisme, Nahdlatul Ulama tampil dengan mengusung konsep Islam rahmatal lil alamin," tandasnya.
Tetapi. ketika bangsa menghadapi problem multi komplek belakangan ini, imbuhnya, posisi NU sepertinya mengalami pergeseran tidak memahami atau mengambil inisiatif memecahkan persoalan kecuali secara parsial.
"Kalau indonesia ini tidak menyelesaikan masalahnya dan Nu tidak memiliki kemampuan sebagaiamana yang dicatat sejarah, saya tidak hanya khawatir nasib NU melainkan juga nasib bangsa ini,"tegasnya..
Usai berceramah pada acara yang bertempat di aula MANU Hasyim Asy'ari 2 Karangmalang Gebog Kudus ini, KH.Moh Adnan mengunjungi kampus Akademi Kebidanan Muslimat NU di jl Lambao Bae Kudus.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Qomarul Adib