Jakarta, NU Online
KH Ma’ruf Amin (Kiai Ma’ruf) merupakan salah satu dari sedikit orang yang ‘merintis karir’ di Nahdlatul Ulama (NU) mulai dari tingkat bawah. Pada 1964-1966, Kiai Ma’ruf memimpin GP Ansor, mulai dari jadi Ketua Ranting Kecamatan Koja hingga Cabang Jakarta Utara.
Pada saat menjadi menjadi Ketua GP Ansor Koja, ada satu prestasi yang diukir Kiai Ma’ruf. Yakni menjadikan GP Ansor Koja sebagai satu-satunya Ansor di Jakarta yang memiliki kelompok drum band.
“Saat Ma’ruf muda menjadi Ketua GP Ansor Koja, mencetak rekor sebagai satu-satunya Ansor di Jakarta yang memiliki kelompok drum band,” demikian keterangan yang ada dalam buku 70 Tahun DR. KH Ma’ruf Amin: Pengabdian Tiada Henti Kepada Agama, Bangsa, dan Negara.
Kiai Ma’ruf memiliki strateginya sendiri untuk mendapatkan alat-alat drum band. Pada saat itu, banyak anggota Ansor yang berdagang di pasar loak yang ada di Koja. Kemudian Kiai Ma’ruf meminta setiap pedagang untuk menyumbang satu peralatan drum band. Hingga akhirnya peralatan menjadi lengkap.
“Terkumpullah satu set perlengkapan kelompok drum band,” lanjutnya.
Setelah mengabdikan diri menjadi pengurus GP Ansor tingkat ranting, pada 1966-1970 kemudian Kiai Ma’ruf ditunjuk menjadi Ketua NU Cabang Tanjung Priok dan diangkat menjadi Wakil Ketua NU DKI Jakarta pada 1968 hingga 1976.
Karir Kiai Ma’ruf di NU terus menanjak. Pada 1977-1989, Kiai Ma’ruf menjadi anggota Lembaga Dakwah PBNU dan menjadi Katib Aam Syuriah PBNU 1989-1994. Pada periode selanjutnya, 1994-1998 Kiai Ma’ruf menjadi Rais Syuriah PBNU. Sementara pada 1998, ia menjabat sebagai Mustasyar PBNU.
Puncaknya adalah pada 2015 dimana Kiai Ma’ruf diangkat menjadi Rais Aam PBNU, sebuah posisi paling tinggi di NU. Namun karena dipinang Joko Widodo menjadi calon wakil presidennya untuk pemilihan presiden (pilpres) 2019 nanti, maka Kiai Ma’ruf mengundurkan diri dari posisi Rais Aam PBNU pada 22 September 2018 lalu. (Muchlishon)