Bandar Lampung, NU Online
Sejumlah kader bertemu pada kegiatan halal bi halal yang diselenggarakan Pengurus Besar NU dan Pengurus Wlayah NU se-Indonesia, Senin (2/7). Kegiatan dipusatkan di Wisma Haji Provinsi Lampung.
Pada kesempatan tersebut sejumlah kader muda NU menunjukan kebolehannya di depan kiai dan pengurus yang hadir. Salah satunya adalah kebolehan yang ditampilkan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Lampung (Unila).
Pada acara tersebut, PMII Unila mempersembahkan Sigeh Pengunten yakni tarian khas Lampung yang digunakan dalam penyambutan tamu di Bumi Rua Jurai.
Dona Sopia, salah satu tim Tari Sigeh Pengunten yang juga kader PMII Rayon Hukum Unila, menjelaskan tarian ini sudah beberapa kali dipentaskan dalam kegiatan besar NU di Lampung.
"Alhamdulillah tim tari tradisional PMII Unila sudah beberapa kali dipercaya tampil dalam kegiatan yang ada di Lampung,” katanya. Pertama kali pentas yakni November 2017 pada acara FKPT Lampung di Hotel Horison, lalu di Hotel Marcopolo dalam agenda pelantikan PWNU Lampung. Dan hari ini dipercaya kembali tampil di acara halal bi halal PWNU se-Indonesia di Wisma Haji, lanjutnya.
Senada, Riski Firmanto, wakil ketua bidang media dan eksternal mengungkapkan budaya daerah sendiri harus dipertahankan dan dilestarikan sebagai identitas diri. "Kader PMII harus menjaga, mempertahankan, serta melestarikan kebudayaan sendiri. Karena itu sangat penting sebagai salah satu identitas sebagai kader yang terlahir dan mengabdi di tanah Lampung," tuturnya.
Iwan Satriawan selaku dosen fakultas hukum yang juga ikut membimbing tim tari budaya menjelaskan sebagai kader PMII harus selalu menjaga jati diri bangsa. "Menerima sesuatu yang baru, namun tidak melupakan adat istiadat kita yang menjadi jati diri bangsa,” jelasnya. Karenanya kader PMII jangan memisahkan Islam dan Indonesia serta tidak terkotak-kotak.
Dala pandangannya, antara masing-masing harus dipadukan. Salah satunya adalah dengan melestarikan adat dan budaya yang sesuai dengan syariat Islam, yaitu Tari Sigeh Pangunten. “Ini sebagai bentuk penghormatan kepada tamu yang datang ke Lampung," tandasnya. (Red: Ibnu Nawawi)