Nasional

Perjuangan Gus Dur Ibarat Kristal

Senin, 29 April 2013 | 13:03 WIB

Jepara, NU Online
Perjuangan Ketua Umum PBNU 1984-1999 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ibarat kristal. Dimensi pemikirannya sangat luas bagi bangsa Indonesia, khusunya NU. Sehingga apa yang telah dilakukannya harus dilanjutkan.
<>
Demikian disampaikan Alissa Wahid dalam dialog "Mengenal Gus Dur Lebih Dekat; Membedah Pemikiran Gus Dur" yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (27/4).

Putri sulung Gus Dur itu kemudian menceritakan perjuangan ayahnya. Ia mencontohkan pembelaan Gus Dur terhadap Inul tidak lantaran cucu pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari itu, demen dengan goyangannya, “Melainkan Inul Daratista pada kasus itu, adalah perempuan yang ditindas,” katanya.

Terkait warisan ayahnya, koordinator Jaringan Gusdurian itu menyontohkan, sosok Gus Dur merupakan pemimpin Islam yang ramah dan rahmat.

Alissa menyatakan, Gus Dur juga memberikan Nahdlatul Ulama pandangan keragaman. Era 80-90-an, lanjut Alissa, NU merupakan komponen besar yang kuat di masyarakat Indonesia maupun dunia. Di samping itu, sebagai tokoh penghubung antariman dan seorang pemimpin publik.

Ia yang juga seorang psikolog keluarga mengungkapkan, meski hanya 21 bulan memimpin Indonesia, namun Gus Dur telah memisahkan militer dan polisi, menteri pertahanan dari orang sipil, menghapus organ negara yang korup, mendamaikan Tionghoa dan masih banyak lagi perjuangan untuk Indonesia.

“Bapak sebagai orang NU, sebagai publik, maupun seorang presiden, tetap melandasinya untuk kepentingan rakyat,” ungkap alumnus UGM Yogyakarta.

Alissa juga menambahkan, Gus Dur jika dirinci, mempunyai 9 nilai dasar, yakni ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, persaudaraan, pembebasan, kesederhanaan, kesatria, kearifan lokal. Dari 9 nilai dasar itu, sebenarnya Gus Dur mudah dipahami dari berbagai lensa (perspektif, red).


Redaktur        : Abdullah Alawi
Kontributor    : Syaiful Mustaqim


Terkait