Jakarta, NU Online
Puluhan murid dan masyarakat memperingati haul ke-9 KH M Syafi‘i Hadzami di kompleks Al-Asyirotus Syafi‘iyyah jalan KH M Syafi‘i Hadzami Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, Jumat (30/1) malam lalu. Tahlilan dan Barzanjian membuka peringatan haul Rais Syuriyah PBNU di era kepemimpinan Gus Dur itu.
<>
“Saya terima kasih kepada para murid-murid bapak saya yang hingga kini masih terus melanjutkan pengajaran-pengajaran bapak saya,” kata anak tertua KH M Syafi‘i Hadzami, H M Chudori Syafi‘i Hadzami dalam sambutannya atas nama keluarga, Jumat (30/1).
Pada peringatan ini, keluarga meminta meminta murid muallim KH Syafi‘i Hadzami untuk menyampaikan sambutan. Mereka antara lain Rais Syuriyah PWNU Jakarta KH Maulana Kamal Yusuf dan KH Khoirul Hidayah.
Kiai Maulana mengingatkan para jamaah untuk menggali semangat mengaji, mengajar, dan berakhlaq yang baik.
“Guru kita luar biasa pengabdiannya untuk masyarakat. Ia tidak pernah libur dalam mengajar. Bahkan, kalau sedang dirawat di rumah sakit, ia cabut sendiri infusnya lalu mendatangi majelis taklim. Selesai ngajar, ia kembali ke rumah sakit,” kata Kiai Maulana.
Muallim KH M Syafi‘i Hadzami lahir bertepatan dengan Harlah ke-5 NU. Ia lahir pada 31 Januari 1931. Ia sangat gigih mengaji kepada banyak kiai NU dan habib Ali bin Husein Al-Atthas. Meskipun ilmu luas dan muthala’ahnya terhadap kitab ulama sangat banyak, muallim Syafi‘i dikenal sebagai kiai yang tawadhu’.
Seumur hidupnya ia baktikan untuk mengisi sedikitnya 30 majelis taklim di Jakarta. Karena keahliannya di bidang fiqih, Muktamar NU 1994 di Cipasung mengamanahkan kepadanya untuk memperkuat Syuriyah PBNU.
Muallim Syafi‘i memiliki sejumlah karya tulis. Di antara yang paling dikenal luas di masyarakat ialah Taudlihul Adillah. Buku sebanyak 7 jilid ini merupakan kumpulan tanya-jawab keagamaan di radio cendrawasih pada 1972 yang kemudian dibukukan. Setiap jilidnya berisi 100 persoalan yang menyangkut akidah, ibadah, muamalah, munakahah, dan akhlaq. (Alhafiz K)