Tangerang Selatan, NU Online
Problem menumpuknya sampah di lingkungan menggerakkan Muslimat Nahdlatul Ulama agar bisa didaur ulang dan diubah menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Melalui pengelolaan bernama bank sampah, Muslimat NU mendirikan paguyuban yang beranggotakan masyarakat di bawah binaan Balai Latihan Kerja (BLK) Muslimat NU.
BLK Muslimat NU menggandeng sejumlah pihak untuk memanfaatkan sampah menjadi kerajinan produktif. Upaya ini selain mampu mewujudkan lingkungan bersih, juga bisa menambah keterampilan ibu-ibu rumah tangga sekaligus memperoleh income tambahan keluarga.
Ketua VIII Pimpinan Pusat Muslimat NU Hj Ariza Agustina yang membidangi tenaga kerja menjelaskan, sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak terhadap lingkungan, dapat menyebabkan terjadinya pencemaran, baik pencemaran tanah, udara maupun air.
“Tumpukan sampah dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit,” ujar Ariza saat memberikan sambutan dalam pertemuan paguyuban bank sampah binaan BLK Muslimat NU, Kamis (19/7) di Gedung Pusdiklat Muslimat NU Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten.
Selain itu, menurutnya, pengelolaan sampah yang buruk juga dapat menimbulkan penyakit seperti gangguan pernafasan, gangguan pada pencernaan seperti diare, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis jamur mikroorganisme patogen yang hidup dan berkembang biak di dalam sampah.
Pengelolaan bank sampah merupakan salah satu upaya memanfaatkan sampah dengan baik. Anggota paguyuban tidak hanya diajarkan mendaur ulang sampah, tetapi juga belajar keterampilan memproduksi barang-barang dari hasil olahan sampah.
Menurut Ariza, permasalahan sampah dapat dikurangi bila kita sebagai masyarakat bekerja sama dengan petugas kebersihan, yang kita tahu jumlah dan kapasitasnya terbatas, dalam pengelolaan sampah.
Dengan manajemen yang baik, sambungnya, permasalahan sampah dapat dikurangi bahkan memberi nilai ekonomis bagi pengelolanya.
“Misalnya di tiap rumah tangga, dibiasakan untuk memisahkan antara sampah organik (sampah basah, seperti berasal dari sisa sayur/buah) dengan sampah non-organik (sampah kering, seperti kertas, plastik) bahkan dengan sampah berbahaya seperti bekas baterai atau bohlam yang tidak terpakai,” jelasnya.
Saat ini, masyarakat binaan BLK Muslimat NU telah menghasilkan barang-barang kerajinan hasil daur ulang sampah seperti, tas, bros, gantungan kunci, dan produk-produk kerajinan tangan lainnya. (Fathoni)