Nasional

Pemuda Islam Indonesia, Harusnya Seperti Apa?

Sabtu, 4 November 2017 | 15:30 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) Pusat Arif Fachrudin mengatakan, pemuda Islam Indonesia seharusnya pandai dan cermat dalam membaca perubahan zaman yang terus berubah semakin cepat.  

"Di era seperti saat ini, era milenial, anutan dan tatanan nilainya pun mengalami perubahan,"  Arif di sela-sela acara Rakernas MPII di Pondok Gede Jakarta, Sabtu (4/1).

Menurut dia, pemuda harus tetap memegang tegung nilai-nilai baik yang telah diwariskan oleh para generasi sebelumnya. Namun, mereka juga harus memaksimalkan nilai-nilai baik yang berkembang pada eranya ini.

Saat ini, pemuda tidak hanya sebagai objek, namun mereka sudah menjadi subjek perubahan. Kalau pemuda Islam hanya pasif dan menjadi 'konsumen peradaban' maka mereka akan terbawa arus ke dalam budaya dan pemikiran yang kadangkala bertentangan dengan Islam Indonesia yang moderat.

"Kita berada di era arus bebas ideologi, dari yang liberal hingga yang radikal semuanya menyasar ke pemuda," terangnya.

Wakil Sekretaris Lembaga Pendidikan Ma'arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif PBNU) itu mengingatkan, potensi pemuda Islam harus dikelola dengan baik dan tepat mengingat Indonesia dalam beberapa tahun mendatang akan mengalami bonus demografi.

"Kalau potensi yang dimiliki pemuda-pemudi Islam tidak dimaksimalkan dengan tepat guna, maka akan terjadi tabdzir (mubaziran) sumber daya manusia," ungkapnya.

Nabi Muhammad dan pemuda

Arif menceritakan, Nabi Muhammad mengangkat seorang pemuda untuk menjadi sekretarisnya dalam menulis wahyu yaitu Zaid bin Tsabit. Sedangkan pada zaman kekhalifahan Ustman bin Affan, Zaid bin Tsabit diangkat menjadi salah seorang panitia kodifikasi Al-Qur'an.

"Pemuda itu sangat dipercaya Nabi Muhammad," ucapnya.

Selain itu, Nabi Muhammad selalu mengandalkan pemuda Ali bin Abi Thalib karena kecerdasan dan keberaniannya. Saat Nabi Muhammad Hijrah, Ali menggantikan tempat tidurnya yang saat itu dikepung oleh kafir Quraish. Ali juga selalu ikut serta dengan Nabi Muhammad dalam banyak perperangan, mulai dari perang Badar, Uhud, Khaibar, dan perang lainnya, kecuali perang Tabuk. (Muchlishon Rochmat) 


Terkait