Probolinggo, NU Online
Dalam waktu dekat, pengurus MWC NU Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo akan menempati kantor baru di Desa Tongas Wetan Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo. Pembangunan awal kantor ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Probolinggo yang juga Mustasyar NU Kabupaten Probolinggo H Hasan Aminuddin.<>
Pelaksanaan peletakan batu pertama pembangunan kantor MWC NU Kecamatan Tongas ini dihadiri oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Probolinggo KH Saiful Hadi, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Probolinggo Habibullah Maksum serta sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Bupati Probolinggo H Hasan Aminuddin, M.Si dalam sambutannya mengatakan bahwa kantor ini merupakan simbol dari dan tanda keberadaan pengurus MWC NU yang berada di Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo. Pembangunan kantor ini diharapkan menjadi tekad bersama keikhlasan untuk berjihad pada NU.
”Kalau tanpa niatan itu, maka ini bisa menjadi peletakan batu pertama dan yang terakhir. Oleh karena itu, harus ada kemauan dari seluruh masyarakat supaya kantor ini cepat selesai dan bisa segera ditempati untuk melayani warga NU,” ujar Bupati Hasan.
Menurut Bupati Hasan, peletakan batu pertama kantor MWC NU Kecamatan Tongas ini dapat dijadikan sebagai ladang untuk zakat, infaq dan shodakoh. Namun agar tidak terjadi fitnah, maka sumbangan yang diberikan diharapkan berbentuk barang.
”Mungkin dalam bentuk barang dan bekerja bhakti merupakan jalan terbaik untuk bersama-sama membangun kantor MWC NU Kecamatan Tongas ini. Apalagi semangat gotong royong masyarakat kita sudah mulai luntur. Sekali lagi, bentukkan sumbangan itu berupa barang dan jangan uang supaya tidak timbul fitnah,” tegas Hasan.
Tidak lupa Bupati Hasan juga meminta supaya pengurus NU dan seluruh masyarakat untuk membiasakan kembali budaya menulis. Sebab hal ini penting untuk diketahui oleh anak cucu di masa yang akan datang. Terlebih budaya mencatat ini sudah pernah dilakukan oleh pengurus NU terdahulu.
”Semua kegiatan dan rapat itu harus dicatat oleh pengurus NU. Budaya mencatat ini meniru budaya yang dilakukan oleh Belanda. Ternyata banyak sekali manfaatnya terutama bagi generasi muda yang akan datang,” jelas Bupati Hasan.
Lebih lanjut Bupati Hasan menegaskan bahwa perjalanan NU harus sampai dengan kiamat. Sebab semua ini menyangkut dengan akidah warga NU yang ada di Kabupaten Probolinggo. Apalagi saat ini banyak berkeliaran organisasi selain NU yang mengatasnamakan ahlussunnah wal jama’ah.
”Bungkusnya saja mengatasnamakan ahlussunnah waljama’ah, tetapi dalamnya Innalillah. Mereka jalan ke Kabupaten Probolinggo yang 90 % masyarakatnya adalah warga NU. Ini harus diwaspadai oleh jam’iyatul nahdlatul ulama,” terang Bupati Hasan.
Memasuki bulan suci Ramadhan 1433 H, Bupati Hasan menghimbau kepada seluruh pemilik warung agar tidak membuka warungnya di pagi hari. Namun pemilik warung bisa membuka pada jam 17.00 WIB pada saat menjelang berbuka puasa. ”Bagi yang tidak berpuasa, hormatilah orang yang sedang menjalankan puasa. Inilah himbauan yang ingin saya sampaikan,” lanjut Bupati Hasan.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Hasan juga meminta pengurus NU untuk melakukan dakwah bilhal. Dakwah bilhal ini harus dilakukan semenjak awal bulan Ramadhan dengan mengumpulkan barang apapun. Selanjutnya 7 (tujuh) hari sebelum Idul Fitri dibagikan kepada masyarakat yang kurang mampu.
”Bilhal ini penting untuk dilakukan oleh pengurus NU. Selain itu, kumpulkan juga dermawan. Kemudian dengan berseragam NU, datangi dan bukan mengundang masyarakat. Sebab dengan mengundang akan menimbulkan riya’ dan sombong,” pungkas Bupati Hasan.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor : Syamsul Akbar