Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU KH Said Aqil Siroj mengimbau Pemerintah Daerah Banten, sebagai daerah provinsi yang masih muda, untuk menjaga aset Banten dari investor asing. Banten merupakan satu dari daerah industri potensial di Indonesia.<>
Imbauan itu disampaikan Ketua Umum PBNU dalam sambutan peresmian kantor baru PWNU Banten di jalan raya Jakarta, Kemang, Kota Serang, Rabu (30/1) Sore.
Di hadapan sedikitnya 4000 warga NU Banten, Kang Said menyatakan, penjagaan aset bukan berarti menutup diri dari para pemodal asing. Dia menegaskan, penerimaan para investor harus ditimbang dengan matang. Jajaran PWNU dan banom NU Banten terlihat duduk di barisan depan.
“Jangan sampai para investor asing itu mengeruk kekayaan Banten habis-habisan karena ketidakcermatan,” tegas Kang Said di hadapan hadirin, termasuk Hj. Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten.
Nahdlatul Ulama mengajarkan keterbukaan dengan siapa saja. Tetapi, keterbukaan tidak bersifat mutlak. Keterbukaan termasuk bagi pemodal asing, harus dibatasi oleh kemaslahatan khususnya bagi masyarakat Banten, tambah Kang Said.
Menurut Kang Said, Daerah Banten memiliki kekayaan alam dan sumber perekonomian yang luar biasa. Sejumlah aset disebutkan seperti Lapangan Udara Internasional Sukarno-Hatta, Pelabuhan Merak, industri baja di Cilegon, dan ratusan pabrik pada sejumlah titik kawasan industri Banten.
Kalau kontrak perjanjian dengan investor asing lebih menguntungkan mereka, maka kesalahan tersebut akan mencelakai warga Banten. Padahal, mayoritas warganya adalah nahdliyin. Dan, Nahdliyin Banten akan bernasib seperti warga Papua di wilayah Freeport atau warga Kalimantan di sekitar korporasi Newmont, tutup Kang Said.
Penulis: Alhafiz Kurniawan