Penguatan jam'iyyah dan jamaah Nahdlatul Ulama harus ada dalam setiap lini, tak terkeculi pondok pesantren salaf Nahdlatul Ulama itu sendiri. Tak ada jaminan bahwa santri pesantren-pesantren salaf NU pasti menjadi anggota jam’iyyah NU. Oleh karena itu, perlu ada kaderisasi di pondok pesantren.
Demikian disampaikan Sekretaris Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Barat H. Saepuloh di sela-sela diskusi bersama sekretaris Lapeksdam NU Jawa Barat H Dasuki di Kantor PWNU Jawa Barat, Jalan Terusan Galunggung Nomor 09 Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/02/2016).
Labih lanjut, ia mengatakan bahwa di pondok pesantren salaf harus ada materi khusus tentang ke-NU-an, agar santri mengenal dan lebih paham apa itu NU.
“Ada sebagian santri pesantren salaf, yang pimpinan pondok pesantrennya itu merupakan pengurus NU, tidak tahu apa itu NU, apalagi NU secara jam’iyyah. Maka, sudah selayaknya materi ke-NU-an diberikan bukan hanya di lembaga pendidikan umum, melainkan di pondok pesantren sangat diperlukan,” tutur Saepuloh.
Berkaitan dengan hal tersebut, Sekretaris Lapeksdam NU Jawa Barat H Dasuki berpendapat, seharusnya PBNU membuat kitab kecil berbasa Arab yang beriisi materi ke-NU-an. Kitab ini dibuat secara simpel dan mudah dihafal para santri salaf sebagai materi wajib di pondok pesantren.
“PBNU dalam hal ini jajaran syuriyahnya harus membuat kitab kecil berbahasa Arab, berisi nadhaman tentang ke-NU-an, yang meliputi sejarah NU, pendiri NU, arti lambang, ubudiyah, siyasah, dan lain sebagainya,” tutur H Dasuki.
Dasuki berharap, kitab kecil tersebut segera dibuat dan disebar ke seluruh pondok pesantren salaf, agar kaderisasi ke-NU-an bisa berjalan di maksimal di pondok pesantren. (Red: Mahbib)