Nasional

PBNU Akan Berangkatkan 2.700 Pemudik Gratis

Rabu, 17 Juli 2013 | 14:00 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU) tengah menyiapkan 51 bus untuk para perantau yang ingin pulang ke kampung halaman. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan 1434 H ini pemudik dibebaskan dari biaya.
<>
Ketua pelaksana “Semarak Lebaran 1434 H dan Posko Mudik Bareng NU” H Mansur Syaerozi mengatakan, seluruh bus dilengkapi pendingin ruangan dan berkapasitas 54 kursi atau memuat tak kurang dari 2.754 pemudik dengan tujuan pulang ke kota/kabupaten sekitar Pulau Jawa. 

LTMNU menyediakan 24 bus untuk arah mudik Jawa Timur, 23 bus (Jawa Tengah), 2 bus (Jawa Barat), dan 2 bus untuk para karyawan dan staf yang aktif di kantor PBNU. Bus mudik akan berhenti antara lain di Cirebon, Kuningan, Yogyakarta, Wonosobo, Semarang, Surabaya, Situbondo, Banyuwangi, Pasuruan, Bangkalan, dan sebagainya.

Mansur menjelaskan, rombongan bus akan diberangkatkan serentak pada 3 Agustus 2013 dari halaman gedung PBNU, Jakarta. Peserta mudik bersama NU dapat mulai mendaftarkan diri pada Senin, 22 Juli 2013 di lantai dasar gedung II PBNU, Jl Taman Amir Hamzah No 5, Menteng, Jakarta Pusat. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 021 3193 3125 (PP LTMNU).

Saat mendaftar, calon pemudik diwajibkan menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK) bagi yang membawa anak, serta mengisi formulir secara perorangan (tidak diwakilkan).

“LTMNU juga sedang menyiapkan posko mudik berbasis masjid dari Serang, Banten, hingga Banyuwangi, Jawa Timur. Tanggal 1 Juli sudah berdiri. Kita harapkan masjid juga bermanfaat untuk masyarakat banyak,” ujar Mansur di Jakarta, Rabu (17/7) petang.

Program mudik bersama NU dan pendirian posko mudik NU merupakan program tahunan LTMNU. Posko mudik diperuntukkan bagi para pemudik secara umum yang melintasi jalan di dekat masjid-masjid NU. Kuota mudik gratis yang sudah memasuki tahun ketiga ini meningkat signifikan dari sebelumnya yang hanya memberangkatkan 22 bus (2011) dan 29 bus (2012).



Penulis: Mahbib Khoiron


Terkait