Nasional

Para Dokter-Santri Diimbau Tidak Lupa Kesantriannya

Senin, 30 April 2018 | 15:30 WIB

Para Dokter-Santri Diimbau Tidak Lupa Kesantriannya

Foto: kemenag.go.id

Jakarta, NU Online
Meski kini telah menjadi dokter muda, namun jiwa santri harus tetap melekat. Menjadi dokter muda yang tawadhu, hormat terhadap orang tua dan guru, serta tetap haus akan keilmuan agama (tafaqquh fiddin).

Demikian pesan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren)  Ahmad Zayadi saat menerima kunjungan para dokter muda lulusan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta diruang kerjanya, Senin (30/4).

Menurut Zayadi, dokter lulusan PBSB dituntut tidak hanya sekadar menguasai keilmuan kedokteran semata namun juga harus senantiasa mendalami ilmu-ilmu keislaman dan nilai-nilai kepesantrenan sebagai instrumen akademik dan metodologis guna mentransformasikan agama secara lebih kontekstual.

Selain itu tambah Zayadi, para dokter-santri PBSB tersebut juga senantiasa selalu membaktikan hidupnya pada kepentingan kemanusiaan, khususnya bakti mereka terhadap pesantren dan negara.

Zayadi juga berharap para dokter-santri tersebut dapat melanjutkan pendidikan keprofesian dokter spesialis melalui beasiswa magister dan doktoral, melalui skema Beasiswa Santri dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.

“Beasiswa Santri ini menjadi kesempatan yang luas bagi lulusan PBSB untuk dapat melanjutkan studinya pada program magister dan doktoral. Mumpung ilmu kedokterannya masih fresh,” tambah Zayadi dikutip dari laman kemenag.

Pada kesempatan tersebut Zayadi memberikan kitab kuning yang biasa dipelajari di pondok pesantren kepada para dokter-santri yang dimaksudkan agar dokter-santri PBSB selalu menjaga komitmen pengabdian diri mereka kepada pesantren masing-masing. (Red: Muhammad Faizin)


Terkait