Jakarta, NU Online
Pernyataan politisi Demokrat Sutan Bhatugana yang menyebut Presiden RI ke IV Abdurahman Wachid atau Gus Dur lengser karena terlibat kasus korupsi memancing reaksi keras keluarga besar Nahdlatul Ulama, salah satunya Pimpinan Pusat Pencak Silat NU Pagar Nusa. Politisi asal Medan tersebut dituntut mencabut pernyataannya dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.<>
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat NU Pagar Nusa Muchamad Nabil Haroen, meminta pencabutan pernyataan dan permintaan maaf disampaikan oleh Bhatugana secara terbuka.
"Jika Bhatugana tidak segera mencabut pernyataannya dan meminta maaf secara terbuka, saya khawatir itu akan memancing kemarahan besar Nahdliyin (sebutan warga NU). Dan kalau itu terjadi, kami tidak akan bisa membendungnya," tegas Nabil di Jakarta, Senin (26/11).
Lebih jauh Nabil mengatakan, pernyataan Bhatugana tak ubahnya mencoba mengubah catatan sejarah yang dicatat dan diingat publik, jika Gus Dur lengser bukan karena korupsi, melainkan tragedi politik.
"Dia (Bhatugana) sudah merendahkan akal budi dan ingatan publik. Dia juga mengabaikan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) yang diterbitkan Jaksa Agung, bahwa Gus Dur bersih dari kasus Bruneigate dan Buloggate. Itu sudah terbukti, dan justru kasus Century yang belum terbukti," tandas Nabil.
Nabil juga menyebut Bhatugana cuma mencontoh dan mengulangi kemalasan politik yang biasa dipakai untuk pengalihan isu. Menukil sebuah pepatah Arab, Nabil mengatakan khudz ma shafa watruk ma kadar, yang artinya ambil jernihnya dan tinggalkan yang keruh.
"Bathoegana dengan begitu tak hanya melecehkan Gus Dur, tapi memaksa Gus Dur untuk menutupi kekeruhan yang terjadi di rezim pemerintahan yang berkuasa saat ini," jelas Nabil tegas.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam sebuah acara talk show di sebuah televisi bersama mantan Juru Bicara Gus Dur, Adhie Masardi, Sutan menyebutkan, Gus Dur semasa menjadi presiden pernah tersandung masalah hukum, yakni Buloggate dan Brunaigate sehingga lengser. Pernytaan tersebut tidak sekedar melecehkan Gus Dur, melainkan juga memaksa Gus Dur untuk menutupi kekeruhan yang terjadi di rezim pemerintahan saat ini.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Samsul Hadi