Nasional

NU Berikan Penghargaan Pejabat Publik yang Peduli Masjid

Sabtu, 12 September 2015 | 00:00 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Ta’mir Masjid bakal menyelenggarakan Nahdlatul Ulama Cultural and Business Expo 2015 dan Seminar Islam Rahmatan Lil’alamin yang dibuka pada Rabu (16/9) depan, di Jakarta. Bersamaan dengan acara pembukaan, PBNU akan menyerahkan penghargaan (award) kepada pejabat publik dan para penggerak masjid atau mushala.
<>
Sekretaris panitia, H Ibnu Hazen mengatakan, penghargaan diberikan berdasarkan perhatian dan kegigihan mereka dalam merawat rumah ibadah umat Islam, yang kerap terpinggirkan dan rawan kemasukan kelompok keagamaan garis keras. Kriteria tersebut secara konsisten mereka lakukan dan terasa manfaatnya terutama selama periode kepengurusan PBNU 2010-2015.

Panitia membeberkan, di antara calon penerima award tersebut adalah sebagai H Muhammad Jusuf Kalla (JK), ketua umum Dewan Masjid Indonesia yang juga wakil presiden RI. Kebijakannya selama menduduki kedua jabatan tersebut dinilai positif dan memberi manfaat bagi masjid atau mushala di Indonesia. Selain JK, calon penerima penghargaan lain terdiri dari bupati dan walikota.

“Kami juga akan memberikan award itu kepada para muharrik (penggerak) yang sukses melakukan program Gismas Lembaga Ta’mir Masjid NU di masjid atau mushala,” tambah Ibnu. Gismas merupakan singkatan dari Gerakan Infaq Shadaqah Memakmurkan Masjid. Program yang diluncurkan 2013 lalu ini bergerak di bidang penyadaran berderma dan pengumpulan donasi dari jamaah. 

Menurut Ibnu, sejumlah tempat ibadah berhasil menggerakkan Gismas hingga sanggup menghidupi masjid/mushala, mulai dari menyejahterakan marbot hingga memberikan honor yang layak bagi tenaga pendidikan di masjid/mushala setempat.

Rencananya, perhelatan pameran ini akan dilanjutkan dengan Seminar Islam Rahmatan lil Alamin pada keesokan harinya. Narasumber yang dijadwalkan hadir antara lain Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Prof Roedney Wilson dari University of Birmingham Inggris, Prof Mesbahi Moghaddam dari Iran, Muh Syafi’i Antonio pakar ekonomi Islam, dan lainnya. (Mahbib)



Terkait