Jakarta, NU Online
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berharap International Young Muslim Women Forum (IYMWF) 2018 akan melahirkan kebijakan-kebijakan yang dapat diaplikasikan secara nyata di banyak bidang untuk menjawab tantangan-tantangan dunia lainnya seperti terorisme, narkoba, dan isme-isme lain.
"Forum ini harus menghasilkan isu-isu dan upaya nyata agar ke depan Islam betul-betul menjadi Rahmatan lil alamin, menjadi tempat bersandar mimpi-mimpi besar untuk menyatukan perbedaan untuk menggerakkan kasih sayang dan menumbuhkan kesetaraan tapi tetap satu," tambahnya.
Hal tersebut disampaikan Imam Nahrawi hari Kamis (25/10) malam saat menghadiri acara The International Young Muslim Women Forum (IYMWF) 2018 yang diselenggarakan dari tanggal 24-28 Oktober di Ballroom Hotel Aryaduta, Jakarta.
Dikutip dari laman kemenpora.go.id, Imam Nahrawi berpendapat, selain ajang bersilaturahmi, Forum IYMWF juga akan membawa banyak manfaat sesama pejuang perempuan muslim dunia yakni selain tanggung jawab kepada keluarganya juga tanggung jawab sebagai pelopor, dan suri tauladan kedamaian dunia.
"Saya yakin jika ada rekomendasi dari perkumpulan perempuan muslim dunia ini maka akan berdampak lahirnya regulasi, membuat mindset baru pemimpin dunia bahwa perempuan muslim tidak hanya melengkapi tapi juga mengendalikan dan menjadi pemimpin, terlebih perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, juga sebagai tiang negara sebagai penyangga, pemersatu, dan kompas kehidupan," kata Menpora pada forum yang resmi dibuka Presiden Joko Widodo sehari sebelumnya.
Tantangan ke depan lanjutnya, tidak mudah apalagi saat ini tidak hanya perang dagang tapi juga perang ideologi yang aktornya tidak hanya pria tapi juga perempuan.
"Presiden Joko Widodo juga memberikan porsi luas bagi keterlibatan perempuan untuk mengambil kebijakan dan keputusan seperti negosiator atau menteri luar negeri Indonesia saat ini juga perempuan, artinya Indonesia memberikan pesan kepada dunia agar jangan pernah merendahkan perempuan," tuturnya.
Forum ini diikuti sedikitnya 200 peserta perempuan muda muslim yang berasal dalam dan dari luar negeri seperti Taiwan, Malaysia, Maroko, Turki, Australia, Somalia, Jerman, Amerika, Srilanka, Afghanistan, Iran, Hongkong, India, dan Filipina. (Red: Muiz)