Jakarta, NU Online
Mengapa shalat Isya terdiri dari empat rakaat? Bagi kebanyakan orang, bilangan shalat adalah sesuatu yang mutlak. Ia adalah sebuah ketetapan Allah yang diterima Nabi Muhammad saw. pada saat peristiwa Isra Mi’raj. Tidak bisa diotak-otik. Termasuk bilangan shalat Isya yang empat rakaat.
Terkait hal ini, ada seorang ulama asal Patani Thailand yang menguraikan persoalan di atas, mengapa shalat Isya empat rakaat dan apa maknanya. Di dalam kitabnya Munyah Al-Mushalli, Syekh Daud bin Syekh Wan Abdullah Al-Fathani menjelaskan bahwa Nabi Musa adalah orang yang pertama kali melakukan shalat Isya.
Usai selamat dari kejaran Fir’aun dan prajuritnya, Nabi Musa menunaikan shalat Isya ketika sampai di daerah Madyan. Jumlah rakaat shalat Nabi Musa tersebut tepat empat Rakaat. Persis seperti jumlah rakaat shalat Isya umat Nabi Muhammad. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa empat rakaat?
Dalam karyanya tersebut, Syekh Daud menjelaskan bahwa ada ‘alasan khusus’ mengapa Nabi Musa melaksanakan shalat Isya empat rakaat. Rakaat pertama merupakan bentuk syukur Nabi Musa karena bisa selamat dari Fir’aun. Rakaat kedua menjadi ungkapan syukurnya atas keselamatan istrinya.
Sementara rakaat ketiga dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan saudara, Harun as. Dan rakaat terakhir menjadi bentuk rasa syukur atas keselamatan pengikutnya yang selamat dari kejaran Fir’aun.
Sementara merujuk kitab Syarah Sulamul Munajah, Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan bahwa empat rakaat shalat Isya merupakan bentuk rasa syukur manusia atas nikmat empat macam rasa, yaitu pahit, manis, dingin, dan panas. (Muchlishon)