Majelis Alumni IPNU Ingatkan Bahaya Radikalisme Agama dan Sekuler
Sabtu, 22 Desember 2018 | 07:30 WIB
Presidium Majelis Alumni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) H Zainut Tauhid Sa’adi mengingatkan tentang bahaya radikalisme agama dan sekuler bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut Zainut, radikalisme agama lahir dari sebuah kelompok yang ingin melepaskan diri dari kesepakatan yang menjadi landasan kehidupan bersama di Indonesia.
“Kalau ini (negara berbasis agama) dipaksakan, bisa dipastikan Indonesia akan pecah,” kata Zainut di hadapan peserta Kongres XIX IPNU dan XVIII IPPNU di Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (22/12).
Pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah ini menyebutkan beberapa negara di Timur Tengah seperti Yaman, Suriyah, dan Afganistan yang hancur akibat radikalisme agama.
Berkaca dari itu, ia pun mendorong semua elemen bangsa agar berani menolak dengan tegas terhadap kelompok yang akan menghancurkan Indonesia.
“Kita semuanya sebagai kader-kader NU harus melawan, harus mewalan kelompok-kelompok yang ingin menggantikan negara Pancasila,” tegasnya.
Kedua, radikalisme sekuler, yakni sebuah kelompok yang hendak memisahkan antara persoalan agama dan negara. Praktiknya, persoalan keagamaan menjadi wilayah privat dan tidak terkait dengan kehidupan bernegara.
“Radikalisme sekuler juga menjadi tantangan kita,” ucapnya.
Tampak hadir pada kegiatan yang berbalut ‘Temu Alumni’ ini, Pengasuh Pesantren KHAS Kempek KH Ni’amillah Aqil Siroj dan Mantan Ketua Umum IPNU H Al-Amin Nasution. (Husni Sahal/Muhammad Faizin)