Semarang, NU Online
Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Moh Mahfud MD berharap seluruh rakyat Indonesia memahami kondisi politik dan kerawanan yang mungkin saja terjadi sebelum dan setelah pemilihan umum (Pemilu) tahun ini.
<>
“Pilihan rakyat itu ada di tangan mereka sendiri, tapi kemampuan membaca peta kerawanan itu lebih penting daripada sekadar memilih,” ungkap Mahfud dalam sarasehan kebangsaan yang digelar PWNU Jawa Tengah di Semarang, Ahad (23/3).
Mantan ketua Mahkamah Konsitutsi (MK) ini mengatakan, pemilu mendatang sudah sesuai dengan putusan MK yang sah secara konstitusional. Mengenai hal-hal yang terkait penyimpangan dalam proses kampanye dan oknum yang mencoba membuat letupan-letupan ketidaksahannya proses pemilihan adalah salah satu kerawanan yang perlu diwaspadai.
“Sebenarnya rakyat sangat perlu disuguhkan dan disadarkan dengan permasalahan yang menimpa tanah airnya. Bukan tidak mungkin Indonesia akan menguasi roda perekonomian Asia dalam waktu dekat,” tutur Mahfud.
Menurut pria asal Madura ini, Indonesia mempunyai ideologi dan solidaritas yang kuat, serta toleransi yang tinggi sebagaimana Jepang. “Terbukti dari peristiwa bencana di Aceh, dimana semua orang turut membantu tanpa membedakan ras, suku, dan agama. Ini berarti, masalah ras dan sebagainya bukanlah menjadi penyebab perpecahan,” katanya.
“Tapi mengapa negara semakin mundur? Tidak lain karena tidak adanya keadilan, ditambah birokrasi yang berbelit,” tambah Mahfud.
Selanjutnya, salah satu bagian dari langkah-langkah solusi aturan hukum baru yang menjadi mimpinya adalah sistem pembuktian terbalik. Selama ini, jaksa penuntut umum harus mencari bukti-bukti tindak perkara bahwa seorang koruptor benar melakukan tindak korupsi.
Namun, dengan sistem hukum pembuktian terbalik, seseorang yang dicurigai melakukan tindak korupsi, bisa langsung divonis koruptor. Sedangkan untuk menyangkal atau membatalkan dugaan tersebut, seseorang harus mencari sendiri bukti-bukti dalam tempo yang ditentukan untuk menunjukkan ia tidak bersalah.
“Siapapun yang terpilih, terpenting cita-cita bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur bisa terwujud,” pintanya.
Hadir pula dalam kesempatan yang sama Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi dan Pejabat Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri. Sarasehan ini juga merupakan bagian dari rangkaian acara pengukuhan Pengurus Wilayah Asosiasi Bina Haji dan Umroh (Asbihu) Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. (Mukhamad Zulfa/Mahbib)