Lombok, NU Online
LP Ma’arif NU menerjunkan tim trauma healing untuk mengatasi beban psikologis anak-anak korban gempa di Lombok. Tim dipimpin oleh Ketua LP Ma’arif NU KHZ Arifin Junaidi selain melibatkan pengurus pusat, wilayah, cabang Ma’arif NU, juga merekrut sejumlah relawan yang terdiri para tokoh agama, guru, dan psikolog. Trauma healing disebut dengan Madrasah Darurat Ma’arif NU.
Gempa yang mengguncang Lombok telah menelan korban sebanyak 405 orang meninggal dunia, sebanyak, 1.597 terluka, dan 270.168 mengungsi. Sebanyak 67.875 unit rumah rusak.
Tak hanya itu, gempa yang terjadi secara bersusulan ini juga memorak poranda 13 rumah sakit dan puskesmas, 65 masjid dan musholla, serta 468 sekolah pun mengalami kerusakan.
Berdasarkan data yang kami himpun di lapangan, sejumlah penduduk yang mengalami kerusakan sangat parah adalah warga yang tinggal di 3 kabupaten/kota, yaitu Kota Mataram, Lombok Utara, dan Lombok Timur. Mereka kini mengungsi di sejumlah tempat di Lombok.
Total pengungsi saat ini sebanyak 270.168 orang. Jumlah pengungsi tersebar di Kabupaten Lombok Barat sebanyak 68.946 orang; Kabupaten Lombok Utara sebanyak 158.880 orang; Kota Mataram sebanyak 12.769 orang; Kabupaten Lombok Timur sebanyak 29.573 orang, dan lainnya.
Tim trauma healing dibentuk sebagai wujud kepedulian Ma’arif NU terhadap musibah gempa yang menimpa Lombak. Musibah gempa bumi di Lombok tidak hanya merusak infrastruktur, sekolah miliki pemerirntah, tetapi juga meluluhltantahkan rumah, sarana ibadah, dan madrasah/sekolah Ma’arif serta memupuskan harapan generasi bangsa.
“Tim yang diterjunkan Ma’arif NU fokus pada memberikan pertolongan pertama, mengatasi anak-anak korban gempa. Tim ini bertugas melakukan stabilisasi psikis korban, menghibur, dan memberikan motivasi,” ujar Arifin Junaidi.
Arifin Junaidi menuturkan bahwa kehadiran tim trauma healing merupakan salah satu tanggung jawab Ma’arif NU sebagai lembaga pendidikan terbesar yang memiliki kewajiban menyediakan sarana belajar dan mendidik generasi bangsa. Ma’arif NU telah bekerja sama dengan sejumlah institusi seperti UIN Mataram, dan lainnya.
“LP Ma’arif NU Pusat mempersiapkan tenaga pendamping di 6 sekolah/madrasah darurat di titik-titik terdampak bencana,” tutur Arifin Junaidi.
Saat membuka secara resmi Trauma Healing Ma’arif NU, Arifin Junaidi mengatakan, tim trauma healing di Madrasah Darurat mulai bekerja Senin (20/8/2018) akan fokus pada pemulihan psikologis untuk mengurangi tingkat trauma dewasa dan anak-anak akibat terkena dampak psikologis yang ditimbulkan pasca kejadian bencana.
Menurut ketua Ma’arif NU, bencana alam memang tidak hanya mengakibatkan masyarakat kehilangan sandang, papan dan pangan, melainkan yang menjadi korban melainkan juga kehilangan keluarga yang dapat menimbulkan efek traumatik berkepanjangan.
“Ma’arif NU akan fokus pada generasi muda. Besok antara lain akan diisi story telling oleh Kak Iman, dihibur oleh lagu-lagu religi Haddad Alwi, dan banyak lagi,” sambung Arifin. (Yanto Basri/Fathoni)