Nasional

LKNU Gelar Diskusi Napza dan HIV/AIDS

Kamis, 21 Juni 2012 | 16:22 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Pusat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU), Kamis (21/6), menggelar diskusi seputar Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (Napza) dan HIV/AIDS, di Gedug PBNU, Jl Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. Forum bertajuk “Jihad Melawan Napza dan HIV” ini merupakan bagian dari implementasi program setelah NU menjadi Principal Recipient (penerima hibah utama) dari The Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF ATM).<>

Bertindak sebagai pembicara, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj dan Ketua PP LKNU Imam Rasyidi. Peserta diskusi terdiri dari para akademisi, mahasiswa, dan para aktivis Nazpa dan HIV/AIDS, antara lain Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Jaringan Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Indonesia (Jangkar), Persaudaraan Korban Napza Indonesia (PKNI), Karisma, Gema Indonesia, dan Yayasan Kusuma Buana (YKB), dan Ikatan Konselor Adiksi Indonesia (IKAI).

Di hadapan forum, Imam menjelaskan, persebaran HIV/AIDS diakui terus meningkat tiap tahunnya. Faktor penyebabnya sangat bervariasi, seperti narkoba jarum suntik dan hubungan seksual. Yang cukup ironis adalah soal stigmatisasi dan diskriminasi korban yang kebanyakan secara tak sengaja terjangkit HIV/AIDS.

“Contohnya, ibu-ibu rumah tangga yang tak tahu apa-apa. Karena si suami terjangkit, melalui hubungan badan mereka pun akhirnya tertulari,” ujarnya.

Menurut KH Said Aqil Siroj, Islam secara tegas telah mengakui dampak kerusakan dari Narkoba dan HIV/AIDS. Upaya-upaya pencegahan dan pemulihannya pun bernilai jihad, terutama di bidang kesehatan.

Ia juga memahami kesulitan para aktivis di lapangan yang bersinggungan langsung dengan kesulitan-kesulitan dari berbagai segi. Mereka ditantang untuk memperhatikan psikologi, kebudayaan, dan problem masyarakat yang dihadapi.

“Perjuangan untuk itu semua membutuhkan proses yang berliku. Harus pelan-pelan, gradual, bijaksana dan mempertimbangkan psikologi masyarakat,” tandasnya.


Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis   : Mahbib Khoiron


Terkait