Jakarta, NU Online
Tahun 2018, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU menyelenggarakan Pendidikan Pengembangan Wawasan Keulamaan (PPWK) II. Komitmen pengembangan wawasan keulamaan ini terus dilakukan Lakpesdam sejak era Gus Dur tahun 1990-an.
Dilaksanakan di Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Barat, angkatan II PPWK Dawrah I kali ini mengangkat tema NU, Islam dan Kebangsaan dan akan dilanjutkan dengan Dawrah II dengan tema Good Governance dan Gerakan Sosial pada Oktober 2018 mendatang.
Menurut keterangan Ketua Lakpesdam PBNU H Rumadi Ahmad, ada lima materi pokok dalam kurikulum yang dikembangkan dalam PPWK. Pertama, pendalaman khazanah klasik dan modern tentang ilmu keislaman, serta keragaman aliran-aliran Islam berikut sebab-sebab perbedaannya, dari sisi paradigmatik, metodologis, dan politis.
Kedua, pendalaman Aswaja an-Nahdliyyah dan perjuangan kebangsaan NU dalam bingkai Islam Nusantara. Ketiga, pemahaman tentang tata kelola pemerintahan yang baik dan antikorupsi.
Keempat, pemahaman tentang tantangan-tantangan kebangsaan dalam percaturan geopolitik nasional, regional dan internasional. Ini bagian dari penguatan kesadaran politik, berbangsa dan bernegara, terkait pentingnya membangun masyarakat multikultural yang demokratis dan beradab dalam konteks lokal dan global.
Kelima, penguatan dan peningkatan kemampuan perangkat analisis sosial yang kritis dan transformatif, serta penguatan perangkat teknis advokasi dan pengorganisasian masyarakat, baik secara teoritik maupun pengalaman empirik.
“Kelima bidang yang hendak dikembangkan tersebut diwujudkan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan keseimbangan antara pengkajian di kelas dengan pengalaman di lapangan,” ujar Rumadi dalam keterangan tertulisnya, Ahad (22/7).
Dengan demikian, sambungnya, program ini adalah kegiatan proses pembelajaran untuk mengembangkan wawasan dan gerakan aksi kiai NU dengan cara pengkajian dan pembahasan tema-tema pokok yang menunjang hal itu.
“Sekaligus terjun ke lapangan untuk mengalami cara-cara pembelaan dan pengorganisasian di tingkat masyarakat,” terang Rumadi.
Kegiatan PPWK ini berupaya melahirkan kiai kader syuriyah NU yang bertipologi mutafaqqih yang berwawasan agama secara mendalam, munadhdhim yang mampu menata organisasi, muharrik yang menggerakkan masyarakat, mutawarri’ yang bersikap-bertindak sangat hati-hati dan jauh dari kepentingan duniawi, serta mushlih li ahwalil ummah yang mampu mengayomi dan membimbing masyarakat. (Fathoni)