Jakarta, NU Online
Keberagaman bangsa Indonesia harus terus dirawat di tengah ancaman perpecahan karena sentimen identitas maupun politik. Hal ini agar persatuan terus merekat. Sebab itu, sejumlah tokoh bangsa menggagas gerakan suluh kebangsaan.
Alissa Wahid yang menjadi salah satu penggagas gerakan ini mengungkapkan rasa syukur atas berdirinya gerakan yang dipimpin oleh Mohammad Mahfud MD ini. Gerakan ini diawali dari Yogyakarta dan akan diperluas ke berbagai daerah di Indonesia untuk menggelar forum-forum kebangsaan.
“Alhamdulillah, setelah persiapan cukup lama, Gerakan Suluh Kebangsaan yang dipimpin Pak Mahfud MD dengan banyak sesepuh bangsa, hari ini memulai rangkaian forum di Yogyakarta. Pangestunipun, twips,” ujar Alissa dikutip NU Online, Kamis (10/1) lewat twitternya.
Sementara itu, Ketu Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD menuturkan, dalam satu dua tahun terakhir muncul gejala perpecahan. Hal itu membuat risau anak bangsa yang sadar akan pentingnya persatuan dan kesatuan serta keberlangsungan negara Republik Indonesia.
"Saling serang menyerang, munculnya politik identitas yang mengkhawatirkan, misalnya identitas keagamaan, bukan hanya antara Islam non-Islam yang sekarang saling dibenturkan, tetapi antara orang-orang Islam sendiri saling dibenturkan. Ini sungguh sangat memprihatinkan," jelas Mahfud seperti diberitakan Kompas.
Hal itu dikatakan Mahfud dalam sambutan di sarasehan kebangsaan di Balai Raos Jalan Magangan Kulon No 1, Panembahan, Keraton, Kota Yogyakarta, Rabu (9/1).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menerangkan, konflik identitas yang berpotensi menimbulkan gesekan antaranak bangsa saat ini juga diperparah dengan maraknya berita hoaks.
"Berita hoaks itu dikapitalisasi dengan sedemikian rupa, dan tampaknya ada yang mengorganisasi. Bahkan yang kita dengar ada yang bayar juga," ungkapnya.
Melihat kondisi tersebut, Mahfud MD, Alissa Wahid, Romo Beny Susetyo, dan Budi Kuncoro berkumpul, lalu membuat Gerakan Suluh Kebangsaan. Sebuah gerakan bersama untuk lebih mengedepankan dialog, menjunjung tinggi kebersamaan dan menghargai kebinekaan dalam bingkai NKRI.
Gagasan membuat gerakan ini mendapat dukungan dari Sri Sultan HB X, Buya Syafii Maarif, KH Mustofa Bisri, Habib Luthfi, Sinta Nuriyah, Romo Magnis Suseno, Komarudin Hidayat, John Titaley, Garin Nugroho, Ricard Bangun, Siti Nuraini Dzuhayatin, Innayah Wahid, Ari Kriting, dan Savic Ali.
"Saya diminta memimpin gerakan suluh kebangsaan ini, dan untuk sementara saya bersedia menjadi ketuanya agar mulai dulu," tandasnya.
Berbagai macam kegiatan akan dilakukan dalam gerakan suluh kebangsaan ini, seperti sarasehan, dialog kebangsaan, hingga jelajah kebangsaan. Dengan gerakan suluh Kebangsaan ini diharapkan memperkuat rasa nasionalisme, memperkokoh persatuan, dan kesatuan demi kejayaan Indonesia. (Fathoni)