Jakarta, NU Online
Kepentingan sesaat dari sekelompok orang kerap membuat politik cenderung memanas karena segala cara dilakukan untuk meraih kekuasaan. Hal ini menjadi perhatian Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj terutama dalam perhelatan Pilkada DKI Jakarta yang selama ini cukup memicu gejolak hingga skala nasional.
Menurutnya, panasnya percaturan politik yang berpotensi memecah belah bangsa memerlukan langkah positif dari berbagai pemimpin agama untuk bersatu karena yang bisa membuat adem di tengah panasnya politik adalah agama.
“Politik itu panas, tugas agama membuat adem,” ujar Kiai Said dalam Seruan Moral Ormas Keagaman terkait Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Senin (17/4) di Gedung PBNU Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Said didampingi para pemimpin lintas agama menyerukan kepada masyarakat Jakarta untuk tetap tenang dan memilih sesuai hati nurani pada Rabu 19 April 2017 besok.
Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini juga menegaskan kepada para pasangan calon dan pendukungnya agar saling percaya dan menghormati apapun hasilnya nanti.
“Percayakan proses demokrasi kepada KPU, Bawaslu, dan DKPP. Apapun hasilnya nanti, semua harus menghormati dan siapapun yang dinyatakan menang, hal itu adalah kemenangan seluruh warga DKI Jakarta,” tegas Kiai Said.
Dalam pertemuan itu, para pemimpin lintas agama menelorkan 5 butir seruan moral untuk masyarakat Jakarta dan bangsa Indonesia secara umum. Berikut 5 butir seruan moral itu:
1. Tetap bersikap tenang, tidak takut, dan berpikir jernih dalam menyikapi keadaan. Kita wajib mendukung segala upaya pemerintah untuk mensukseskan Pilkada DKI Jakarta putaran ke-2 serta menjaga keamanan dan kedamaian demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Mengingat pentingnya Pilkada DKI Jakarta putaran ke-2 untuk masa depan bangsa, maka kami mengajak kepada seluruh umat beragama yang mempunyai hak pilih, memberikan prioritas waktu untuk datang ke TPS-TPS dan menggunakan hak pilihnya. Setiap warga negara yang baik, wajib berpartisipasi dalam Pilkada ini sebagai suatu wujud pengorbanan yang nyata bagi masa depan bangsa.
3. Dalam menentukan pilihan sesuai dengan suara hati setiap umat beragama harus mengedepankan nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinekaan yang diharapkan memberi makna positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
4. Mari kita terus berdoa agar Tuhan selalu menjaga bangsa dan negara kita agar para pemimpinnya senantiasa diberi hidayah dan terang kebijaksanaan sehingga melalui proses ini kita bersama-sama dapat menuju Indonesia yang semakin adil, makmur dan beradab.
5. Mari kita semua menjaga dan menjamin masa tenang yang sedang berlangsung seraya menghindari berbagai bentuk intimidasi serta politisasi agama.
Hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya, Ketua PBNU H Marsudi Syuhud, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Ketua KWI Uskup Agung Jakarta MGR. I. Suharyo, Ketua Umum PGI Pdt. Henriette T. Hutabarat Lebang, Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja, Ketua Umum PHDI Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Umum MATAKIN Uung Sendana, Sekjen LPOI Luthfi Attamimi, serta perwakilan dari Mabes Polri. (Fathoni)