Jombang, NU Online
Peradaban Islam khususnya dari aspek ilmu dan pengetahuan tidak boleh dipandang sebelah mata oleh lembaga pendidikan. Terutama perguruan tinggi harus bisa memperhatikan peradaban tersebut. Dalam perjalanan ilmuwan muslim tak sedikit yang telah berprestasi sebab temuan-temuan yang berharga hingga kini.
Hal ini diungkapkan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat menghadiri puncak peringatan Haflah Kubro Madrasah dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Sabtu (14/7) malam di halaman Gedung Serba Guna Tambakberas.
Menurut pandangannya, selama ini masih minim perguruan tinggi atau universitas yang memperhatikan peradaban Islam dari aspek ilmu dan pengetahuan.
"Alhamdulillah kita masih punya UIN, IAIN, madrasah dan pesantren yang masih membangun peradaban, bukan hanya peradaban Islam tapi juga peradaban dunia," jelasnya.
Kontribusi para ilmuwan muslim sejatinya tidak diragukan lagi. Sebab sudah ada banyak temuan-temannya yang sampai saat ini masih dijadikan rujukan, baik dalam ilmu dan pengetahuan, filsafat, kedokteran bahkan musik.
"Orang yang pertama kali menciptakan matematika adalah Jabir bin Hayyan Al-Azdi muridnya Imam Ja'far Shodiq, kemudian yang menciptakan map atau peta adalah Abdullah Al-Idrisi," terangnya.
Tak hanya itu, menurut Kiai Said masih banyak lagi hal berharga yang diteliti ilmuwan muslim hingga menjadi suatu pengetahuan dan ilmu. Seperti seseorang yang pertama kali menciptakan ilmu tentang ruang angkasa adalah Abdurrahman bin Hauqal, kemudian orang pertama kali bikin alat navigasi untuk mengetahui arah kiblat yang pertama kali menemukan adalah Ahmad Bin Majid.
"Lama kelamaan dalam perkembangannya alat tersebut menjadi navigasi penerbangan dan pelayaran," jelas dia.
Pada saat itu, paparnya, seperti ilmuwan yang berasal dari Amerika juga Eropa masih belum tampak, bahkan belum ada. "Amerika masih belum lahir, Eropa masih tidur," ujar Kiai Said.
"Bahkan yang pertama kali menyelidiki penyakit cacar Abu Bakar Ar-Razi bukunya Al-Hawi diakui oleh Prancis, bahkan yang pertama kali menggagas alat musik orgen, dikira Amerika apa, barat apa? Abun Nasr Al-Farobi, luar biasa beliau itu filosuf ya ahli musik," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Muiz)