Nasional

Kiai Marzuki: Berislam Tak Harus Melepas Identitas Kebangsaan

Sabtu, 2 Juni 2018 | 14:15 WIB

Surabaya, NU Online
Sejumlah kalangan berpendapat bahwa saat telah menjadi Muslim, identitas negara asalnya harus ditanggalkan. Padahal Islam sangat menghargai terhadap keberadaan ciri khas kebangsaan yang ada sebelumnya.

Hal ini disampaikan KH Marzuki Mustamar pada forum Cangkir9 yang diselenggarakan di mushalla Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Sabtu (2/6) malam.

“Kalau berislam, tidak perlu melepas kebangsaannya,” kata Kiai Marzuki, sapaan akrabnya. 

Kiai Marzuki kemudian mencontohkan sejumlah bangsa seperti Mesir, Yaman  dan sejenisnya yang tetap dihargai keberadaannya. “Mereka tidak harus menjadi Quraisy,” kata Wakil Rais PWNU Jatim ini. 

Karena itu dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini heran dengan sejumlah kalangan yang mempersoalkan Islam Nusantara. “Di Yaman dan Mesir dihargai, ini kok malah keberadaan Islam Nusantara dipersoalkan,” ungkapnya. Menurutnya, kondisi ini tidaklah fair atau kalangan tersebut melakukan standar ganda, lanjutnya. 

Kiai Marzuki juga mengemukakan bahwa setiap daerah memiliki ciri khas sesuai dengan kondisi yang ada. “Masing-masing daerah berislam sesuai kondisinya,” terangnya.

Karenanya Islam di kawasan Australia akan sangat berbeda dengan di Saudi Arabia. “Demikian halnya dengan kondisi Islam di Indonesia yang terdiri dari berbagai daerah dengan keragamannya,” katanya. Seperti Jawa dengan Papua, Bali dengan Madura dan seterusnya.

Padahal dalam Al-Qur’an, tidak ada paksaan di luar kemampuan.  “Allah tidak memaksa mengikuti syariat Islam melainkan sesuai kemampuan,” jelasnya.

Di ujung penjelasan, Kiai Marzuki mengajak jamaah yang hadir untuk tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Karena dari mempertahankan NKRI itulah kondisi negeri ini akan tetap terjaga,” tandasnya. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi




Terkait