Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin menjelaskan bahwa konsep siyasah dalam Islam harus dipahami secara bijak. Sebab menurutnya, makna siyasah lebih besar ketimbang sekadar menguasai jabatan.
Hal itu disampaikan Kiai Ishomuddin, Selasa (24/7) saat memberikan materi dalam kegiatan Pendidikan Pengambangan Wawasan Keulamaan (PPWK) II yang digelar Lakpesdam PBNU di Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Jadi siyasah itu lebih besar dari sekadar untuk menguasai jabatan politik. Siyasah lebih besar dari itu. Bahkan siyasah merupakan sarana untuk membumikan agama. Untuk meraih kemaslahatan yang baik di dunia dan akhirat,” jelas Kiai Ishom.
Menurut dosen UIN Raden Intan Lampung ini, jika ada kebijakan maupun aturan negara yang tidak sesuai dengan agama, bukan lantas dengan cara membubarkan negara, tetapi mengoreksi dan mengisinya dengan substansi agama.
“Tidak perlu diformalisasi dengan label syariah Islam karena sistem negara di Indonesia sudah sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam,” tegas kiai kelahiran Lampung ini.
Selain Kiai Ishom, hingga saat ini hadir sebagai pemateri dalam kegiatan ini KH Ma’ruf Amin, Prof KH Said Agil Husin Al-Munawar, KH Abdul Moqsith Ghazali, dan KH As’ad Said Ali.
Kegiatan PPWK ini merupakan kegiatan pertama dari rangkaian kegiatan Pelatihan Pengkaderan Wawasan Keulamaan NU tahun 2018.
Kegiatan ini berlangsung dalam dua daurah yang masing-masing akan berlangsung selama sepekan penuh. Untuk daurah kedua, perkaderan wawasan keulamaan rencananya akan berlangsung pada akhir tahun sekaligus menutup kegiatan ini. (Fathoni)