Nasional

Kiai Hasyim: NU Jimatnya Agama dan Negara

Senin, 15 September 2014 | 09:47 WIB

Depok, NU Online
Jam’iyyah Nahdlatul Ulama harus dipertahankan, dibela, dan dikembangkan sesuai dengan relnya dan sesuai dengan zamannya. Karena sesungguhnya NU adalah jimatnya agama dan negara. Di tangan NU, akan tercipta suasana rahmatan li al-nahdliyin, rahmatan li al-muslimin dan rahmatan li al-Indunisiyyin.
<>
Rais Syuriah PBNU KH A Hasyim Muzadi mengatakan hal tersebut pada acara pelantikan pengurus lembaga dan lajnah sekaligus peluncuran website PCNU Depok, Ahad (14/9/14) siang. Para pengurus PCNU dan ratusan warga Nahdliyin yang memenuhi gedung olahraga Yayasan Pendidikan Islam Al-Muhtadin Depok tampak khidmat mendengarkan mauidzah hasanah Pengasuh Pesantren Al-Hikam itu.

Setelah mengucapkan selamat kepada segenap pengurus NU yang baru saja dilantik, Kiai Hasyim berpesan agar para pengurus semangat mengurusi NU. “Sekarang banyak orang senang jadi pengurus, tapi ndak senang ngurus. Malah beberapa jadi urusan di mana-mana. Pengurus NU hendaknya betul-betul mengurusi,” ujarnya mengawali ceramah disambut senyum simpul hadirin.

Menurut mantan Ketua Umum PBNU ini, dari dulu NU tidak suka mencaci-maki golongan lain. Akan tetapi, kalau dicaci-maki justru sudah menjadi langganan. Yang terpenting, di tangan NU juga akan terjadi rahmatan li al-Indunissiyyin. “Indonesia akan mendapat rahmat. Kenapa? Karena NU punya ajaran bagaimana mempertahankan dirinya dari beberapa pandangan di kalangan sesama Islam,” tuturnya.

Selain itu, tambah Kiai Hasyim, NU juga memiliki cara tersendiri bagaimana mempertahankan aqidah dan syariah tanpa berkelahi dengan orang lain, baik sesama agama maupun dengan lintas agama. Sehingga NU membawa rahmat untuk seluruh masyarakat dalam suasana ketenangan.

“Yang paling penting, di dalam pikiran NU tidak membenturkan antara agama dan negara. Tetapi kita memasukkan nilai agama dalam negara itu. Sekalipun tidak secara tekstual tapi secara kontekstual (ma’nawiyah). Sekalipun tidak secara formal tapi secara substansial. Sehingga akan terjaga hubungan agama dan negara tanpa harus membenturkan negara kepada agama atau sebaliknya,” urainya.

Kiai Hasyim berpendapat, seandainya orang Islam di luar Indonesia, khususnya di Arab dan Timur Tengah, mau menggunakan manhaj NU maka tidak akan perang seperti sekarang ini. “Muslim di negara kita adalah separo jumlah muslim seluruh dunia. Tapi kita tidak pernah ribut karena ada NU di sini,” ungkapnya. (Ali Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)


Terkait