Nasional

Ketua PBNU: Kalau Orang NU Miskin Berarti Negara Miskin

Sabtu, 16 April 2016 | 19:13 WIB

Kupang, NU Online 
Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), KH Muhammad Salim Al- Jufri, menekankan agar warga Nahdiyin terus mengembangkan sikap kemandirian. Menurutnya, kalau orang NU miskin berarti negara itu miskin. Sebab, prinsip NU ialah mengelola sumber daya yang ada dan terus bekomitmen menjaga Negara Kesatuan Rebublik Indonesia (NKRI).

"Sesuai sensus LSI jumlah warga Nadhiyin se-Indonesia sebanyak 93 juta, dan sampai hari ini tetap menjaga marwah organisasi walaupun berbagai gangguan faham baru yang masuk dari luar dengan berbagai rayuan, berbagai cara tetapi warga Nadhiyin tetap komitmen mengawal NKRI," tegas Korwil Nusa Tenggara Timur ini dalam sambutan pembukaan Muswil ke- IX PWNU Nusa Tenggara Timur (NTT) di Hotel Aston Kupang, Jumat (15/4).

Salim Al-Jufri ingin roh republik Indonesia diisi oleh NU, sebab menurut dia, NU sebagai organisasi besar di Indonesia yang konsisten menjaga nilai budaya, ras, serta menerima siapa saja dan cukup toleran. "NU anti kekerasan, anti membicarakan tentang perbedaan suku, agama dan ras," tegasnya.

Hal ini, menurutnya menjadi kerja berat NU secara nasional, bagaimana menghadapi kelompok-kelompok yang mengusung faham radikalisme dan terorisme. 

Sementara itu, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, dalam sambutannya, mengakui NU  tetap menjaga keutuhan NKRI. Ia mengatakan organisasi yang sehat, memerlukan perubahan dan tetap menjalankan visi sesuai dengan kebutuhan zaman. 

"NTT butuh suasana toleran, kita butuh damai kita tidak butuh kacau di sini," tuturnya.

"Sebagai mayoritas harus melindungi yang minoritas, sehingga minoritas merasa nyaman, dan itu peran serta tanggung jawab NU," pungkasnya. (Ajhar Jowe/Zunus)


Terkait