Bandung, NU Online
Beberapa pihak sedang menghadapi tantangan kemajuan peradaban literasi digital, sebagaimana yang terjadi dihampir seluruh kepengurusan NU di Indonesia yang membicarakan tentang efek sosial media, youtube, hoaks, dan lain-lain.
Bahkan grup-grup WA (whatsapp) pengurus NU penuh dengan pertanyaan bagaimana google bisa dipenuhi dengan konten keislaman yang moderat.
“Sekarang sudah masuk peradaban internet melalui website dan sosial media. Kitab kuning juga banyak diakses secara digital,” papar Founder alif.id Hamzah Sahal saat mengisi Pertemuan Penulis Keislaman yang diselenggarakan oleh NU Online, Sabtu (13/1).
Hamzah membayangkan ketika NU bisa berjaya di udara dan di darat tentu sangat luar biasa efeknya, apalagi jamaah NU paling besar di Indonesia.
“Inilah satu kesempatan bagi kita untuk menutupi ruang yang akan menjadi peradaban baru dalam bidang keilmuan literasi digital,” ajaknya dihadapan puluhan penulis keislaman Jabar.
Dalam sesi diskusi, Hamzah menanggapi bahwa bagi Pengurus Ma'arif NU literasi media harus sudah masuk dalam kurikulum pendidikan. Sekarang wajib hukumnya bagi pihak tersebut untuk mengajari siswa-siswi. Kalau tidak, pelajar akan hancur dengan peradaban internet.
“Perubahannya luar biasa, kalau tidak mengajari literasi digital, maka RA (Raudlatul Athfal), Pesantren akan ketinggalan,” sambung Hamzah.
Senada dengan hal itu, Ketua Lakpesdam PWNU Jawa Barat Asep Salahuddin melihat bahwa di kepengurusan NU banyak lembaga yang bisa digerakkan untuk menanggulangi situasi seperti itu, seperti LTN, Lakpesdam. Meskipun sudah mulai banyak media NU, hanya saja konten-kontennya masih belum dinikmati generasi muda.
“Hal semacam ini, kalau kita tidak antisipasi maka pesantren akan ketinggalan. Pada saat yang sama, para kiai NU yang mempunyai kapasitas ilmu yang hebat tapi tidak punya kemampuan untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi,” kesahnya.
“Penguatan literasi digital, jangan sampai kita kalah dengan kelompok-kelompok keagamaan garis keras, mereka secara jamaahnya kecil namun punya kemampuan yang hebat dalam menggunakan media digital. NU sebagai mayoritas umat Islam bisa tertinggal jika tidak memanfaatkan,” tegas Asep. (M. Zidni Nafi’/Fathoni)