Nasional

Kesalehan Ritual belum Diimbangi Kesalehan Moral

Sabtu, 24 November 2012 | 06:52 WIB

Jakarta, NU Online
Katib Aam PBNU KH Malik Madani menilai, pola keberagamaan masyarakat Indonesia masih didominasi oleh gebyar ritual peribadatan ketimbang implementasi moral pada setiap individunya.
<>
“Keberagamaan kita lebih diperuntukkan shalihal ibadah (kesalehan ritual), tapi tidak shalihal akhlaq (kesalehan moral),” tuturnya dalam sebuah forum diskusi di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (22/11) sore.

Menurut pengalamanya, kegiatan ibadah umat Islam di Indonesia bisa dikatakan paling meriah dibanding negeri-negeri muslim di kawasan Timur Tengah, seperti Mesir, Qatar, dan Arab Saudi. Secara ideologis, republik ini juga termasuk negara yang religius karena menganut asas Ketuhanan Yang Maha Esa.

Minimnya kesalehan moral, bagi Kiai Malik, tercermin dari masih menguatnya praktik korupsi dan kekerasan beragama atau terorisme. Kedua kejahatan ini telah mencoreng nama baik Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Kiai Malik menekankan perlunya kembali kepada akhlak yang menjadi inti beragama. Ia menegaskan, Rasulullah SAW secara khusus diutus ke dunia untuk menyempurnaan akhlak. Pengertian akhlak bukan semata penampilan yang santun, tapi semua perilaku positif yang dari lubuk hati dan membawa maslahat bagi rakyat banyak.

“Masalahnya moral kadang terdistorsi menjadi hanya unggah-ungguh,” katanya.
Akibat dari penjungkirbalikan makna ini, sambungnya, masyarakat kebanyakan mudah merangkul mantan terpidana korupsi hanya karena kesantunan semu atau amalan-amalan ibadah mereka. Idealnya, sanksi moral tetap dilakukan untuk memberikan efek jera kepada para koruptor.

Redaktur: Mukafi Niam
Penulis: Mahbib Khoiron


Terkait