Jakarta, NU Online
Kitab Thariqatul Hushul ala Ghayatil Wushul dipelajari di luar negeri. Karya Rois Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudz yang kerap disapa Embah Sahal ini beredar di Mesir dan Hadhramaut. Ulama dan para pelajar di dua negara itu menjadikan karya Embah Sahal sebagai bahan pelajaran dan rujukan.
<>
Demikian dikatakan putra Rois Aam PBNU Embah Sahal, H Abdul Ghofarrozin yang kerap disapa Gus Rozin dalam kajian rutin Kamisan di kantor redaksi NU Online, Gedung PBNU lantai lima, jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (21/11) sore.

“Waktu temani bapak ke Hadhramaut, kita dikabari bahwa Thariqatul Hushul sudah masyhur bagi ulama dan santri di negeri itu,” ujar Gus Rozin yang menemani Embah Sahal mengunjungi kediaman Habib Umar dan sejumlah pesantren di kota Tarim.

Kenyataan itu juga mengejutkan Embah Sahal. Karena, seingatnya kitab itu tidak dicetak secara massif. Gus Rozin sendiri tidak mengetahui sampainya kitab itu di Mesir atau Hadhramaut. Hanya saja ia menduga sampainya kitab itu di luar negeri berkat santri-santri Indonesia yang melanjutkan pendidikannya di sana.

Baru kitab Thariqatul Hushul yang kami tahu menyebar di sana. Selain kitab itu, mungkin saja karya lain Bapak dan kiai Indonesia juga dikaji di sana, tandas Gus Rozin. (Alhafiz K)