Nasional

JPPPM dan UNAIR Dorong Reaktualisasi Nilai dan Kesiapan Masa Depan Santri

Kamis, 26 Juni 2025 | 19:00 WIB

JPPPM dan UNAIR Dorong Reaktualisasi Nilai dan Kesiapan Masa Depan Santri

Tangkapan layar webinar nasional bertajuk “Meningkatkan Daya Saing Pesantren di Era Digital" Jumat sore (20/6/2025).

Pati, NU Onine 
Jam’iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Madrasah (JPPPM) berkolaborasi dengan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya menggelar webinar nasional bertajuk “Meningkatkan Daya Saing Pesantren di Era Digital" Jumat sore (20/6/2025).


Ketua Umum JPPPM Hj Hannik Maftuhah dalam sambutannya mengatakan acara ini menjadi forum strategis bagi para pengasuh pesantren perempuan dan praktisi pendidikan Islam untuk melestarikan nilai-nilai kepesantrenan dan menerapkan pendekatan yang adaptif di tengah arus perubahan zaman.


"Diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pengasuh pesantren melalui penambahan wawasan sehingga pesantren betul-betul memiliki daya saing di era digital," ungkapnya.


Pengasuh Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta Nelly mengingatkan bahwa pesantren saat ini sedang menghadapi tantangan berupa penurunan minat masyarakat. Hal ini sebagaimana tersurat dalam hasil FGD RMI di Yogyakarta beberapa waktu lalu. 


"Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap para narasumber dan menegaskan pentingnya forum ini dalam menyatukan semangat perempuan pesantren untuk terus bergerak, merespons zaman dengan akar nilai yang kuat," terangnya.


Materi pembuka disampaikan oleh Wiwin Hendriani dan Primatia Yogi Wulandari, yang menyoroti tantangan psikologis santri di tengah ekosistem digital. Wiwin menyatakan, era digital memperluas akses informasi, namun juga membawa disrupsi dalam konsentrasi, emosi, dan relasi sosial santri. 


"Materi ini mengajak peserta menyadari pentingnya pendekatan empatik dan keterampilan memahami dinamika psikologis santri di tengah era digital," ujar Wiwin.

 

"Webinar ini juga merupakan bentuk pengabdian masyarakat oleh Program Studi Doktor Ilmu Psikologi UNAIR," lanjutnya.


Lu’luatul Chizanah sebagai pemateri kedua dan anggota Bidang Pendidikan JPPPM Pusat menjelaskan terkait nilai-nilai inti seperti ikhlas, tawadhu’, sabar, khidmah, istiqamah dan kesederhanaan serta bagaimana nilai tersebut membentuk identitas santri. 


Dengan pendekatan psikologi nilai, ia menegaskan bahwa nilai diwariskan bukan hanya lewat pengajaran, tapi melalui relasi emosional dan keteladanan nyata.

 

“Perempuan pesantren bukan hanya manajer pondok, tapi ibu nilai penanam benih yang akarnya kuat dan tumbuh saat zaman berubah,” tutur Luluk.


Sementara itu, pemateri ketiga Dwi Nur Rachmah memaparkan pentingnya Orientasi Masa Depan (OMD) santri sebagai bekal menghadapi dunia pascapesantren. Menurutnya pesantren dapat menjadi pusat pembinaan karakter sekaligus inkubator literasi digital, kepemimpinan dan kewirausahaan santri. 


Ia juga menyampaikan strategi yang disarankan meliputi integrasi kurikulum agama dengan life skills, digitalisasi program pembelajaran, mentoring karier oleh alumni serta kolaborasi dengan perguruan tinggi dan dunia usaha. Contoh inspiratif seperti market place syariah, koperasi digital, dan konten dakwah kreatif menjadi bukti nyata potensi santri di era modern.


“Teknologi boleh baru, tapi nilai tetap jadi nyawa. Daya saing pesantren ada pada keberanian berubah tanpa meninggalkan akar,” terangnya.


Dwi menyebut, webinar ini menjadi refleksi pentingnya kolaborasi antarpesantren perempuan untuk membangun generasi santri yang tangguh secara spiritual, matang secara psikologis, dan siap bersaing secara global.


Sebagai informasi, webinar ini dibagi menjadi tiga sesi dengan empat narasumber yaitu Wiwin Hendriani, Primatia Yogi Wulandari, Lu’luatul Chizanah dan Dwi Nur Rachmah. Acara ini dimoderatori oleh Mustaghfiroh Rahayu.