Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, di dalam Al-Qur’an hanya ada satu profesi yang menjadi nama surat yaitu As-Syu’ara, artinya para penyair. Jadi, para seniman (penyair) itu mendapat kedudukan istimewa.
“Yang lainnya tidak ada, semisal surat kuli, surat pengacara, anggota DPR,” katanya pada Silaturahim Kebudayaan di gedung PBNU, Jakarta, Jumat (28/7) bertema “Meneguhkan Kebudayaan, Memperkuat Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia” yang digelar Lesbumi PBNU.
Ia menambahkan, ditegaskan di dalam surat itu, para penyair adalah orang yang luas pandangannya, sangat cerdas, dan pengembara.
Maka, lanjutnya, ditegaskan Syekh Dzu Nun Al-Mishri, seni adalah suara kebenaran yang menggugah, dan mengangkat kita pada kepada Allah. Pada kesmepatan lain, Kiai Said juga menjelaskan bahwa seni yang dibarengi syahwat akan mendekatkan pelakunya kepada zindiq.
“Maka seni ini jalan yang tepat untuk menuju Allah. Itu yang ngomong sufi besar, bukan Ketua Umum PBNU,” tegasnya.
Silaturahim Kebudayaan tersebut dihadiri Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto, Ketua Umum Persatuan Purnawiran Warakawuri TNI/Polri (Pepabri) Agum Gumelar, budayawan KGPH Puger, dan pemerhati budaya Harry Tjan Silalahi.
Ragam seni ditampilkan pada kesempatan tersebut mulai keroncong jaipong grup Jaya Buana, yang dipadu alat musik modern, pencak silat Pagar Nusa, seni pantun Sunda yang diiringi karinding dan celempung, pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat, Indonesia Raya, penampilan puisi, pameran keris.
Para hadirin juga bisa mencicipi ragam makanan tradisional seperti berbagai jenis tumpeng, umbi-umbian, dan minuman sadapan mayang enau atau nira (legen). (Abdullah Alawi)