Nasional

Ingin Benar, Bekali Hidup dengan Ilmu!

Jumat, 21 Juni 2013 | 13:00 WIB

Purbalingga, NU Online
Keta Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, jika seseorang ingin jadi manusia yang benar, harus dibekali dengan ilmu. Ia mengatakan hal itu dalam tasyakkur lil ikhtitam (syukuran khataman) Pondok Pesantren Minhajuththolabah Desa Kembangan, Bukateja Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah selasa (18/6).
<>
Menurut Kiai Said, manusia ketika memiliki ilmu tidak hanya menjadi pintar, tapi sekaligus menjadi benar. Dengan ilmu yang dimiliki manusia dapat berjalan sesuai dengan koridor keilmuannya. Keilmuan yang dimilikinya juga akan membantu kehidupannya lurus dan tidak menyimpang dari hal-hal seharusnya.

Akan tetapi keilmuan tersebut juga harus dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat dalam dirinya, “Karena imtaq inilah yang akan menjaganya dari penyimpangan tersebut. Apapun profesinya jika dilandasi imtaq dan ilmu niscaya ia tidak akan tergelincir, bahkan makin dekat dengan Penciptanya,” katanya.

Orang yang benar dan keilmuannya juga tidak akan lupa dengan jasa-jasa para ulama terdahulu yang telah merumuskan beragam bidang ilmu, “Sehingga berusaha menyambung hubungan batin dengan para pendahulu, dengan cara berdoa dan bertawasul kepada mereka, sebagaimana ajaran NU," terangnya.

Kang Said mengatakan, kalau hari ini ada orang-orang yang mengkafirkan para ulama terdahulu sungguh merupakan kepicikan yang tidak termaafkan, mereka seharusnya mengukur kemampuan dirinya.

“Bahkan saya dengar jika orang tersebut dianggap tokoh agama di Purbalingga hendaknya menyadari akan kesalahannya," kata Kang Said sembari melirik Bupati Purbalingga yang duduk tepat di hadapannya.

Oleh karena itu Kang Said berpesan kepada para santri untuk serius dalam belajar dan mengaji. Ia sangat bersyukur Pesantren Minhajuththolabah di pelosok desa ini mampu menunjukkan diri di kancah nasional sebagaimana yang disampaikan KH Anwar Idris (pengasuh-red).

Kang Said juga berharap, para pemimpin yang ada di Purbalingga yang kebetulan akan jadi wakil gubernur jawa tengah untuk ikut membantu perjuangan pendidikan generasi muda NU Purbalingga. Karena harus diakui atau tidak, NU hingga detik ini masih tetap menjaga keutuhan NKRI, Pancasila, dan empat pilar kebangsaan.

"Siapapun yang akan mengusik NKRI, NU akan di depan melawannya," pekiknya disambut tepuk tangan riuh para pangunjung.

Kata Kang Said, Islam itu hadir di dunia itu untuk menjadi rahmat bagi alam semesta, Islam sangat menghargai perbedaan dan kebhinekaan umat manusia. Demikian pun Islam yang digelorakan NU adalah Islam yang cinta perdamaian, bersama membangun peradaban umat yang lebih baik, membangun civil society seperti yang cita-citakan Rasulullah SAW di Madinah.

"Mestinya, kelompok Islam radikal itu melihat Film Sang Kyai agar mereka tahu betapa susashnya membangun NKRI, bagaimana Mbah Hasyim lebih mengutamakan kecintaan terhadap tanah airnya. Kalau orang-orang itu tidak betah dengan NKRI, mestinya mereka pergi dari bumi pertiwi ini, dan mendirikan negara di tempat lain yang sesuai dengan karakter mereka," paparnya.

Makanya, Kata Kang Said, yang terpenting sekarang adalah semangat Nasionalisme dulu yang harus dikembangkan baru semangat keberagamaan masing-masing agama. Karena kalau nasionalisme sudah terbentuk dengan sendirinya keberagamaan juga akan berjalan dengian sendirinya.

Kedatangan Kang Said dalam acara tahunan kali sungguh merupakan nikmat terbesar yang diterima masyarakat Purbalingga, khususnya keluarga besar pesantren Minhajuththolabah, seperti yang dituturkan oleh salah seorang pengasuhnya, Kiai Basyir Fadlullah.

Gus Basyir, demikian ia akrab dipanggil, menuturkan bahwa penantian lama masyarakat Purbalingga kali ini sudah tertunaikan, "Bahkan gaung akan hadirnya Ketum PBNU direspon sangat baik oleh PCNU dan Bapak Bupati Purbalingga, apalagi warga NU yang dulu sempat kecewa karena Kang Said tidak jadi rawuh di Pasar Rakyat di sini," pungkasnya.


Redaktur     : Abdulah Alawi
Kontributor : Hafidz Ismail


Terkait