Jakarta, NU Online
Muslim di Indonesia merupakan jumlah terbanyak di dunia dalam sebuah negara. Kenyataan ini diikuti oleh jumlah lembaga pendidikan Islam yang angkanya juga mencapai jumlah terbanyak dibanding dengan negara-negara dengan mayoritas penduduk Islam di seluruh dunia.
“Namun kenyataan yang terjadi, hingga saat ini lembaga Pendidikan Islam di Indonesia belum menjadi tujuan utama bagi masyarakat dunia,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin saat memberikan materi dalam kegiatan Sarasehan Nasional bertajuk Potensi Pendidikan Islam menjadi Rujukan Pendidikan Moderat Dunia di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam ini, Kamaruddin juga menerangkan karakter moderatisme Islam Indonesia harus menjadi perhatian serius para guru agama Islam dengan mengembangkan pemikiran moderat kepada generasi muda.
“Cita-cita menjadi rujukan pendidikan moderat untuk warga dunia harus diikuti oleh peningkatan kualitas, baik sumber daya maupun infrastruktur,” tutur Kamaruddin di depan sekitar 400 stakeholder Pendidikan Agama Islam (PAI), meliputi guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Menurutnya, potensi sumber daya dan infarastruktur bangsa Indonesia sangat besar. Bangsa Indonesia saat ini sudah mempunyai kesadaran kolektif untuk mewujudkan Islam yang ramah dan toleran. Selai itu, lanjut Kamaruddin, Indonesia juga mempunyai infrastruktur sosial dengan hadirnya ormas-ormas Islam yang mempunyai visi sama terhadap tujuan bangsa dan negara.
Lebih jauh, Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini menegaskan kepada para stakeholder Pendidikan Agama Islam untuk merawat generasi muda dari penetrasi paham agama yang ekstrem dan radikal.
“Sebab, kantong-kantong kegiatan siswa di bidang keagamaan seperti Rohis di sekolah menjadi sasaran empuk paham ekstrem. Hal ini menjadi perhatian serius agar pemahaman Islam yang baik, ramah, toleran, dan damai dapat terus terawat,” tegas Kamaruddin. (Fathoni)