I'tikaf hingga Khataman Al-Qur'an, Kebiasaan Gus Baha di Bulan Muharram
Sabtu, 5 Juli 2025 | 15:28 WIB
Jakarta, NU Online
Bulan Muharram bisa menjadi sarana reflektif dan edukatif bagi umat IsIam seluruh dunia. Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengisi muharram yang termasuk salah satu bulan mulia dalam IsIam ini.
Pengasuh Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3iA), KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) memiliki kebiasaan baik dan bermanfaat ketika memasuki bulan Muharram atau Asyura.
Kebiasaan tersebut yaitu i'tikaf di tempat bersejarah, melakukan hal spesial seperti bertemu dengan teman ayahnya (KH Nursalim) dalam majelis Al-Qur'an, khataman Al-Qur'an, kumpul dengan ahli ilmu dan zikir bersama.
Hal ini disampaikan Gus Baha saat rutinan ngaji Tafsir Jalalain surat Al-Qiyamah ayat 20-40 di kediamannya di Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang dalam tayangan YouTube Official LP3IA
Gus Baha menambahkan, bahwa tradisi i'tikaf yang ia lakukan bukan bertujuan untuk mencari keris atau jimat, tapi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kebiasaan yang dilakukan oleh Gus Baha ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan terus ia pertahankan.
"Cuma niat saya bukan cari keris, tapi jangan ditiru. Nanti malah harus utang ke orang untuk biayanya,"kata Gus Baha.
Kegiatan Gus Baha di bulan Muharram, selain khataman Qur'an dan mengaji tafsir Jalalain, ia juga mengaji hadits Shahih Muslim. Gus Baha mendorong umat IsIam secara umum menghiasi bulan muharram dengan hal baik dan ada unsur ilmunya. Sehingga otak sebagai pusat kontrol diri mendapatkan makanan dan membuat hidup lebih terarah.
Saran ini senada dengan hadits Nabi Muhammad untuk membuat majelis ilmu di bulan suci seperti Muharram. Majelis ilmu adalah bentuk memuliakan waktu yang dimuliakan Allah. Sebagai mana hadits riwayat Tirmidzi:
"Dunia itu terkutuk, dan segala isinya terkutuk, kecuali dzikir kepada Allah, dan apa yang mendukungnya, serta orang alim dan orang yang belajar"
"(Muharram) jangan hanya mencuci keris, otaknya juga dicuci, diberikan ilmu,"pinta Gus Baha.
Meskipun begitu, Gus Baha mengaku memiliki keris. Namun, ia tidak bisa berbagi bab keris karena beberapa alasan. Memiliki keris dengan berkeyakinan bahwa Allah maha berkuasa dan pemilik segalanya di bumi dan langit. Tidak ada sesuatu yang lebih hebat dari Allah.
"Saya punya keris banyak. Kalau (bicara) minta boleh, kan minta, cuma tidak dikasih. Ini bahasa manteq, minta saja masak tidak boleh, dikabulkan atau tidak itu beda lagi,"tandasnya.
Dalam artikel NU Online Tata Cara Itikaf dan Keutamaannya di Bulan Ramadhan disebutkan oltikaf adalah berdiam diri di masjid disertai dengan niat i'tikaf. Tujuannya adalah semata beribadah kepada Allah.
Bentuk kegiatan i'tikaf bisa dilakukan dengan baca Al-Qur'an, dzikir, bermuhasabah, mengingat hari akhir, mendengarkan nasihat dan ilmu-ilmu agama, bergaul dengan orang-orang saleh dan cinta kepada-Nya, memutus segala hal yang dapat melupakan akhirat, dan sebagainya.